Tujuh Macam Air Mutlak; Air yang Sah Untuk Bersuci

Sabtu, 07 Sep 2019, 16:15 WIB
Tujuh Macam Air Mutlak; Air yang Sah Untuk Bersuci
Macam-Macam Air

الحمد لله والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

Thaharah atau bersuci – dalam bahasa Arab adalah الطَهَارَةُ – merupakan bagian terpenting dalam beribadah. Dalam sholat misalnya, orang yang akan melakukan sholat diwajibkan untuk suci dari hadats, baik hadats kecil maupun hadats besar dan suci dari najis. 

Dalam tataran ilmu fiqih, pembahasan thoharoh (bersuci) ini didahulukan, mengapa demikian?. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syeh Ibrahim Al-Bajuri dalam kitab beliau “ Hasyiah Bajuri ‘ala Syarh Fath al-Qorib” bahwasanya para fuqoha’ (ahli fiqih) mendahulukan bab thoharah (bersuci) kerena bahwa bersuci merupakan kunci keabsahan sholat, yang merupakan ibadah terpenting bagi umat islam. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits:

مفتاح الجنة الصلاة ومفتاح الصلاة الطهور   (الباجوري)

Thoharoh secara etimologi adalah an-nadhafah (النظافة) y aitu bersih. Sedangkan secara terminologi banyak pengertian, diantaranya adalah mengerjakan sesuatu yang bertujuan diperbolehkannya sholat berupa wudhu, mandi, tayamum, ataupun menghilangkan najis. 

Air merupakan salah satu alat pokok untuk bersuci. Dalam kitab “Fath al-Qorib” karya Syeh Ibn Qosim al-Ghazi menjelaskan mengenai air-air yang sah digunakan untuk bersuci. 

(المياه اللتي يجوز) أي يصح (التطهير بها سبع مياه ماء السماء) أي النازل منها وهو المطر (وماء البحر) أي الملح (وماء النهر) أي الحلو (وماء البئر وماء العين وماء الثلج وماء البرد)

Dari rinician di atas dijelaskan bahwa ada 7 jenis air yang sah digunakan untuk bersuci:

  1. Air langit, yang dimaksud dengan air langit adalah air yang turun dari langit, yaitu hujan. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an dalam surat al-Furqon (Hasyiah Bajuri):

وأنزلنا من السمآء ماء طهورا (الفرقان : 48)

  1. Air laut, maksudnya adalah air yang asin. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW ketika beliau ditanya mengenai air laut ini (Kifayah al-Ahyar), 

هو الطهور ماؤه، والحلّ ميتته (أخرجه الأربعة وابن أبي شيبة)

  1. Air sungai, yaitu air tawar. Dalam kitab “Hasyiah Bajuri” dijelaskan yaitu air yang mengalir di sungai.
  2. Air sumur, dalam kitab “Hasyiah Bajuri” dijelaskan yang dimaksud dengan sumur adalah lubang yang melingkar dan menurun ke bumi.
  3. Air sumber, yang dimaksud air sumber adalah air yang memancar dari mata air. 
  4. Air salju, yang dimaksud dengan air salju adalah air yang turun dari langit dalam kondisi cair kemudian membeku di atas bumi karena cuaca yang sangat dingin sebagaimana yang diungkapkan oleh Syeh Ibrahim dalam kitabnya “Hasyiah Bajuri”.
  5. Air es, air ini merupakan kebalikan dari pengertian air salju, yaitu air yang turun dari langit dalam keadaan beku (keras) lantas mencair diatas bumi.

Air salju maupun air es ini dibedakan dengan air langit (air hujan) yang pada hakikatnya sama-sama turun dari langit karena memandang sisi bekunya. Kondisi beku dan keras inilah yang membedakan keduanya dengan air langit (air hujan) (Hasyiah Bajuri, Syeh Ibrahim al-Bajuri).  

Baca Juga : Faedah (Manfaat) Wudhu

Wudlu 
Moh. Nizar Alwi

Penulis adalah santri pondok Miftahul Huda Gading Malang yang sedang menempuh S1 Pendidikan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang

Bagikan