Syukuri Nikmat Umur dengan Tingkatkan Iman

Jumat, 11 Nov 2022, 19:03 WIB
Syukuri Nikmat Umur dengan Tingkatkan Iman
KH. M. Baidhowi Muslich (Dok.PPMH)

Marilah kita bersyukur kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan nikmat-Nya kepada kita yang perwujudannya dalam bentuk peningkatan ketaqwaan kita kepada-Nya. Karena ketaqwaan merupakan kunci kebahagiaan di dunia maupun akhirat. Maka dengan taqwa yang sesungguhnya kita akan memperoleh janji Alloh, yaitu kebahagiaan yang sebenar-benarnya di dunia dan akhirat.

Sayyid Hasan Bisri, seorang ulama tasawuf yang masyhur, pernah berkata:

مارأيت حقا أشبه بباطل من الموت

Aku tidak melihat perkara hak yang lebih serupa dengan kebatilan dari pada kematian

Sungguh, ungkapan ini merupakan suatu gambaran yang halus tentang keadaan riil umat manusia dalam kehidupan sekarang ini maupun kehidupan yang akan datang. Ucapan tersebut mengandung maksud bahwa banyak manusia yang beranggapan bahwa kematian itu seperti tidak pernah ada, merasa seolah-olah kehidupan dunia itu tidak akan berakhir, dan sedikit sekali yang berfikir lebih-lebih yang mengadakan persiapan untuk menghadapan yang akan datang

Oleh karena itulah Al-Quranul Karim berulang-ulang memberi peringatan akan hal ini,

يوم يقوم الناس لرب العالمين ( المطففين : 6)

يوم ينظر المراء ما قدمت يداه، ويقول الكافر ياليتني كنت ترابا (النباء :40)

يوم يبعثهم الله جميعا فينبّئهم بما عملوا احصاه الله ونسوه (المجادلة : 6)

يومئذ تعرضون لاتخفى منكم خافية (الحاقة :18)

Ayat-ayat di atas secara gamblang memceritakan tentang keadaan hari kiamat, hebatnya yaumul hasyr wannusyur, tentang siksa yang pedih, tentang nikmat surga, dan sebagainya. Orang-orang kafir hanya percaya dengan perkara yang hadir atau nampak sedang yang ghaib mereka tidak percaya. Itulah sebab kecelakaan mereka sebagaimana disinyalir di dalam al Quran:

إن هؤلاء يحبّون العاجلة ويذرون وراءهم يوما ثقيلا (الانسان :27)

Lain halnya dengan orang-orang mukmin yang mampu mengambil pelajaran dan hikmah, bahwa dunia dan akhirat itu sama-sama berangkat, hanya arah yang berbeda, dunia berangkat untuk meninggalkan, sedangkan akhirat yang dimulai dengan kematian berangkat menuju kepada kita:

ارتحلت الدنيا مدبرة وارتحلت الآخرة مقبلة ولكل منها بنون فكونوا من أنباء الدار المقبلة ولا تكونوا من أنباء الدار المدبرة فإن اليوم عمل ولا حساب، وغدا حساب ولا عمل

Salah satu nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita sekalian, yang sangat mahal harganya dan yang mesti harus selalu kita ingat adalah nikmat umur, sebab dengan nikmat umur ini kita dapat merasakan kehidupan di dunia dan bahkan dengan umur ini pula akan hidup bahagia di negeri akhirat nanti, asalkan umur kita yang tidak lama ini kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, kita isi dengan iman dan amal sholeh.

Sebagian orang sudah habis jatah umurnya sehingga mereka sekarang sedang menjalani proses hidup yaitu di alam kubur. Mereka hidup di sana untuk menanti kedatangan hari kiamat dan selanjutnya akan dipisahkan antara orang-orang yang menempati neraka dengan orang-orang yang menempati surga untuk selama-lamanya: Sementara kita yang masih hidup di dunia ini masih diberi kesempatan menikmati hidup di sini sambil menunggu giliran yang pasti dating:

فمنهم من قضى نحبه ومنهم من ينتظر وما يدلّوا تبديلاً ( الأحزاب : ۲۳)

Sebagai muslim yang bijaksana, sudah seharusnya berfikir jauh ke masa depan bahwa sisa-sisa umur untuk menunggu giliran kematian itu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Islam memang mengajarkan bahwa fasilitas umur yang diberikan Allah ini supaya dipergunakan dengan sebaik-baiknya, jangan disia-siakan, sebab kehidupan masa depan nanti itu sangat ditentukan oleh kehidupan sekarang ini. Maka dari itu marilah segera bertaubat dan sisa umur ini kita isi dengan amal sholeh sebanyak-banyaknya. Taubat yang berintikan sikap sadar dan perasaan menyesal bahwa umur kita masih belum bisa kita pergunakan dengan baik, kemudian dibarengi dengan keinginan kita yang kuat untuk tidak mengulangi hal-hal yang merugikan manfaat umur ini, dan mempergunakan umur ini dengan sebaik-baiknya. Marilah kita perhatikan firman Allah:

فأما من ثقلت موازينه فهو في عيشة راضية، وأما من خفّت موازنينه فأمه هاوية، وما أدراك ماهية؟ نار حامية

Semoga Alloh senantiasa memberikan kita kekuatan lahir dan batin dalam menjalani semua perintah Allah, dan menjauhi larangan-larangan-Nya, diterima semua amal kita dan diampuni semua dosa-dosa kita, serta memperoleh umur yang barokah dan husnul khotimah Amin. . .

 

 

 

*) Disalin dari tulisan KH. Baidlowi Muslich di Majalah MIFDAH Edisi 06/Th. III/Mei 1996 M/DzulHijjah 1416 H.

taqwallah  syukur  Pondok Gading  KH. Baidlowi Muslich 
KH. M. Baidlowi Muslich

Penulis adalah Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Kasri, Pondok Pesantren Anwarul Huda Karang Besuki, dan Ketua MUI Kota Malang

Bagikan