Retaknya Tubuh Rafah
: all eyes on Rafah
Bukankah kalian telah saksikan,
langit malam kami telah jadi
api yang berjatuhan.
Gedung-gedung berguguran
menjadi makam.
Nyanyian-nyanyian burung,
tawa dan tangis anak kecil
sudah luruh jadi puing batu
dan himpun kerikil.
Tanah kami bukan lagi tanah
yang dibangun dari
taman, bunga, dan kupu-kupu.
Tanah kami, hanya menyisakan
sesak tenda dan busuk mayat
yang digotong
dari tandu ke tandu.
Kaki kami remuk,
kepala anak-anak kami
meledak dan hilang jadi abu.
Maafkan kami, saudaraku,
kilau dinding Aqsha telah jatuh
dan Yerussalem pun luluh, runtuh,
dikangkangi segerombolan binatang
berkepala bintang itu.
Maafkan kami,
dan di atas tanah kelabu
yang bermandikan peluru;
kami menunggu.
Kami menunggu.
… bukankah kalian telah saksikan,
langit malam kami telah jadi
api yang berjatuhan.
2024
Anak-anak Surga
Anakku, maafkan Bunda,
Awan di langit kita
hanya terbuat dari
puing-puing bangunan,
didih tangisan,
dan arwah
yang melolong-beterbangan.
Anakku, maafkan Bunda,
jika kau harus terlahir
di kota bertaman
bunga-bunga jenazah,
di Gaza berwudu peluru
dan rudal berdarah.
***
Dan di tepian sana,
para balita menggelar kabar
dari bening kausar:
Tak perlu risau, Bunda.
Kini kota berpuing itu
Sedang membawaku ke nirwana.
2023
Penulis adalah manusia seperti pada umumnya.