Puisi-puisi Arif Rahman: Retaknya Tubuh Rafah dan Puisi Lainnya

Sabtu, 01 Jun 2024, 12:06 WIB
Puisi-puisi Arif Rahman: Retaknya Tubuh Rafah dan Puisi Lainnya
All Eyes on Rafah

Retaknya Tubuh Rafah

            : all eyes on Rafah

 

Bukankah kalian telah saksikan,

langit malam kami telah jadi

api yang berjatuhan.

Gedung-gedung berguguran

menjadi makam.

 

Nyanyian-nyanyian burung,

tawa dan tangis anak kecil

sudah luruh jadi puing batu

dan himpun kerikil.

 

Tanah kami bukan lagi tanah

yang dibangun dari

taman, bunga, dan kupu-kupu.

Tanah kami, hanya menyisakan

sesak tenda dan busuk mayat

yang digotong

dari tandu ke tandu.

Kaki kami remuk,

kepala anak-anak kami

meledak dan hilang jadi abu.

 

Maafkan kami, saudaraku,

kilau dinding Aqsha telah jatuh

dan Yerussalem pun luluh, runtuh,

dikangkangi segerombolan binatang

berkepala bintang itu.

 

Maafkan kami,

dan di atas tanah kelabu

yang bermandikan peluru;

kami menunggu.

Kami menunggu.

 

… bukankah kalian telah saksikan,

langit malam kami telah jadi

api yang berjatuhan.

 

2024

 

 

Anak-anak Surga

 

Anakku, maafkan Bunda,

Awan di langit kita

hanya terbuat dari

puing-puing bangunan,

didih tangisan,

dan arwah

yang melolong-beterbangan.

 

Anakku, maafkan Bunda,

jika kau harus terlahir

di kota bertaman

bunga-bunga jenazah,

di Gaza berwudu peluru

dan rudal berdarah.  

 

***

 

Dan di tepian sana,

para balita menggelar kabar

dari bening kausar:

 

Tak perlu risau, Bunda.

Kini kota berpuing itu

Sedang membawaku ke nirwana.

 

2023

 

 

 

 

 

 

 

Puisi Santri  Puisi  Pondok Pesantren Gading  Pondok Gading  #puisi #gadingpesantren38 #sastra #sajak 
M. Arif Rahman Hakim

Penulis adalah manusia seperti pada umumnya.

Bagikan