Kematian itu nyata wujudnya. Adapun kematian itu kebenaran tidak bisa ditolak, dimanapun keberadaan manusia, di pasar, di masjid, apalagi di gedung lantai 100 pun ajal pasti akan datang. Orang baikpun juga meninggal, para auliya’, para nabi bahkan junjungan kita nabi agung Nabi Muhammad SAW juga sudah wafat. Ini menandakan bahwa kematian tidak tebang pilih, semua manusia pasti akan menemui kematian. Ada 2 hal yang patut kita ingat dalam kematian:
لو كانت الدنيا تدوم لواحد # لكان رسول الله فيها مخلدا
ولو أنا إذا متنا تركنا # لكان الموت راحة كل حي
Apabila kita meninggal dunia lantas ditinggalkan begitu saja, maka mati itu istilah kemudahan bagi orang hidup. Karena hidup ini penuh dengan persoalan-persoalan, larangan, maupun perintah dari Allah. Andai kata tidak ada persoalan maka mati itu sudah tentu enak. Akan tetapi oleh Syekh Nawawi melanjutkan syair tersebut,
ولا كنا إذا متنا بعثنا # ونسأل بعد ذا عن كل شي
Nanti di alam kubur kita dibangunkan lalu ditanyai tentang segala sesuatu apa yang kita kerjakan di dunia, bukan sekedar ditanyai tentang sandang pangan, akan tetapi lebih tentang ibadahnya ketika di dunia, sebab manusia itu diciptakan oleh allah hanya untuk ibadah.
Semoga kita termasuk golongan hamba Allah yang pandai; selalu mengingat akan kematian. oleh karena itu, marilah kita perbanyak ibadah, taqarrub mendekatkan diri kepada Allah, agar kita memiliki bekal kelak di kehidupan selanjutnya.
*Disarikan dari pengajian KH. Baidlowi Muslich
Tim redaksi website PPMH