Teladan Syekh Abdul Qadir Al-Jilani*

Senin, 29 Nov 2021, 17:53 WIB
Teladan Syekh Abdul Qadir Al-Jilani*
Habib Abu Bakar bin Hasan Assegaf

Syekh Abdul Qadir berasal dari daerah Jil atau biasa disebut Jaylan atau Kaylan. Dari situlah beliau menyandang nama Syekh Abdul Qadir Al-Jilani atau Al-Kaylani. Beliau adalah Wali Kutbul Ghauts yang merupakan satu-satunya pada zamannya. Sebagai seorang wali dan ulama, beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa kita teladani dari beliau.


Rendah Hati

Ada banyak jalan bagi setiap manusia untuk mecapai derajat menjadi wali Allah. Ketika derajat Syekh Abdul Qadir hendak diangkat menjadi waliyullah, beliau berkata, "Aku melihat pintu-pintu untuk menjadi para wali sudah penuh. Maka aku memilih memasuki pintu fakir dan hina; fakir dan hina di hadapan Allah."

Sekalipun memiliki derajat sabagai waliyullah, beliau tetap mampu bersikap rendah hati. Walaupun dalam ujaran tersebut tadi beliau mengatakan telah memasuki pintu sebagai wali, beliau tetap mengatakan kalau pintu yang dimasukinya adalah pintu untuk orang yang fakir dan hina.

Jujur

Sejak usia dini, Syekh Abdul Qadir telah diajarkan untuk selalu berkata jujur oleh ibunya. Sebagai bekal awal perjalanan menuntut ilmu, sang ibu memberikan 40 dirham. Di tengah perjalanan, Syekh Abdul Qadir yang saat itu masih belia dicegat oleh sekawanan perampok di tengah jalan. Di luar dugaan, beliau tidak melakukan perlawanan ketika hartanya hendak dirampas. Alih-alih, beliau justru memberitahu kawanan perampok itu di mana semua hartanya dia simpan selama perjalanan. Dengan menyerahkan semuanya, berarti beliau telah siap melanjutkan perjalanan tanpa bekal ssama sekali. Kejadian itu justru membuat sang kepala kawanan segan dan membatalkan niatnya untuk merampas harta Syekh Abdul Qadir. Dan atas kejadian itu mereka memutuskan untuk tidak merampok lagi selama sisa umur mereka.

Alim

Ketika hendak melaksanakan ibadah, Syekh Abdul Qadir pernah didatangi sosok yang nampak muncul dari Arsy.

"Aku Tuhanmu," kata sosok tersebut, "hari ini aku halalkan semua hal yang haram bagi orang lain."

"Pergilah kau," jawab Syekh Abdul Qadir, "Aku tahu kau berbohong."

"Bagaimana kau tahu?"

"Aku tahu syariat Nabi Muhammad tidak akan bisa dihapus, dibatalkan, maupun digantikan."

Syekh Abdul Qadir selamat dari tipuan Syetan yang saat itu menyamar dan mengaku sebagai Tuhan. Tipuan yang sama sebelumnya telah digunakan untuk menarik 70.000 orang menuju kesesatan. Namun karena pengetahuan Syekh Abdul Qadir mengenai syariat, beliau tidak termakan oleh tipuan yang seperti itu.


Salah satu wejangan dari Syekh Abdul Qadir Al-Jilani untuk belajar kepada ulama-ulama yang bertakwa kepada Allah Swt. Lebih jauh lagi, Syekh Fudhoil bin Iyad menjelaskan bahwa maksud dari ulama-ulama yang bertakwa kepada Allah Swt. adalah ulama-ulama yang ahli hikmah. Hikmah adalah ilmu yang bermanfaat. Belajar kepada ulama-ulama yang ahli hikmah akan mendatangkan keberkahan dan mendekatkan kepada Allah Swt.

*) Disarikan dari mauidhoh hasanah Habib Abu Bakar bi Hasan Assegaf dalam Haul & Manaqib Kubro Syekh Abdul Qadir Al-Jilani, 28 November 2021.

Syaikh Abdul Qodir al-Jilani  Haul Pondok Gading 
Tim Redaksi

Tim redaksi website PPMH

Bagikan