Mengawali sambutan atas nama shohibul bait PP Miftahul Huda dalam peringatan Haul Almarhumiin ke-53 (14/5), KH. M. Baidlowi Muslich mengajak jamaah yang hadir untuk kembali menata sekaligus meneguhkan niat dalam menghadiri haul masyayikh Pondok Gading. “Marilah berniat! sebab amal tanpa niat itu tidak sah. Innamal a'malu bin niyat. Setiap orang akan mendapat pahala sesuai niatnya walaupun pekerjaannya cuma satu” ungkap KH. M. Baidlowi Muslich dalam mengawali sambutan beliau.
Selanjutnya KH. M. Baidlowi Muslich mengisahkan amaliah para ulama terdahulu perihal niat mengerjakan ibadah. Semisal hendak masuk masjid untuk mendirikan salat berjamaah bisa diniatkan untuk i’tikaf, lalu diniatkan juga untuk mengerjakan salat sunnah. Tak hanya itu, selama menunggu imam datang bisa pula diniatkan untuk wiridan. Pun juga serampung menunaikan salat berjamaah diniatkan untuk wirid thariqah sebagaimana amaliah KH. Muhammad Yahya. “Romo Kyai Yahya memimpin wirid Thariqah Qadiriyah pas (dalam hitungan) 165 dan wirid Thariqah Naqsyabandiyah (secara) sirri allah allah allah tujuh latifah. Semua dijarkan Romo Kyai Yahya selaku Mursyid Thariqah Qaditiyah wa Naqsyabandiyah. Alhamdullah di Pondok Gading tidak berhenti mengamalkan amaliah Romo Kyai Yahya. Sampai sekarnag santri-santri yang sudah baiat Thariqah Qaditriyah wa Naqsyabandiyah mungkin sudah puluhan bahkan ratusan ribu” tutur KH. M. Baidlowi Muslich.
Perihal niat menghadiri Haul Masyayikh Pondok Gading ke-53, KH. M. Baidlowi Muslich berpesan agar para hadirin turut memperbanyak niat masing-masing semisal yang pertama adalah untuk mencari rida Allah swt. Sebagaimana diketahui bersama bahwa rangkaian acara dalam peringatan haul berisi lantunan selawat, dzikir bersama, pembacaan manaqib, dan pengajian. Oleh karena itu, KH. M. Baidlowi Muslich sangat yakin bahwa peringatan Haul Masyayikh Pondok Gading pasti mendapat rida Allah swt. Kedua, hendaknya hadirin berniat untuk menambah mahabbah kepada ulama wabil khusus kepada KH. Muhammad Yahya dan para habaib yang turut menghadiri peringatan haul. “Dengan cinta ulama, insyaallah bersama ulama di surga. Syukur-syukur masuk surga tanpa hisab. Sebab umat Nabi Muhammad saw. yang masuk surga tanpa hisab hanya 70.000 orang. Oleh karena itu, kita mencintai ulama agar katut masuk surga tanpa hisab. Maka ikut haul ini kita niatkan untuk menambah cinta kepada Romo Kyai Yahya dan ulama yang hadir” sambung KH. M. Baidlowi Muslich.
Niat ketiga dalam menghadiri haul adalah untuk menambah ilmu yang disampaikan ulama baik yang bersumber dari al-qur’an, hadis Nabi Muhammad saw., maupun yang bersumber dari maqalah ulama. Dalam hal ini, KH. M. Baidlowi Muslich menukil penggalan QS. Thaha ayat 114 yaitu wa qul rabbi zidni ilma. “Perintah Allah swt. bukan untuk menambah uang, tetapi menambah ilmu karena ilmu itu jauh lebih mahal dari pada uang. Begitu kata Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.” Ungkap KH. M. Baidlowi Muslich.
Selanjutnya dalam menghadiri haul juga bisa diniatkan untuk mempererat tali silaturahim. Ulama salafus saleh mengajarkan adanya halal bi halal setelah menunaikan salat idul fitri untuk menguatkan hubungan silaturahim. KH. M. Baidlowi Muslich menegaskan bahwa hukum menjalin silaturahim adalah wajib dan tidak hanya dengan orang islam belaka, melainkan terhadap orang kafir juga. “Misal ada orang Kristen punya anak yang memeluk islam, Si Anak tidak boleh memutus hubungan manusiawi. Dalam Kitab Riyadus Sholihin ada bab birrul walidain dan silatul arham yang memuat hadis-hadis ihwal tentang silaturahim. Diantaranya adalah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari tentang Asma binti Abu Bakar yang diperintah Rasulullah agar tetap berbuat baik kepada ibunya yang belum masuk islam. Jadi siapa pun boleh ikut halal bi halal” tukas KH. M. Baidlowi Muslich.
Mengakhiri sambutan atas nama keluarga ndalem Pondok Gading, KH. M. Baidlowi Muslich tak lupa mengajak jamaah yang hadir untuk mendoakan dzuriyah KH. Muhammad Yahya agar menjadi penerus ulama syukur-syukur menjadi wali Allah swt. untuk melanjutkan perjuangan KH. Muhammad Yahya. Berkat doa hadirin paling tidak Pondok Gading terus berekembang ila yaumil qiyamah dan para santri baik yang putra maupun putri dapat menjadi penerus dakwah KH. Muhammad Yahya.
Tim redaksi website PPMH