Puisi "Tilas Ismail"

Ahad, 08 Jun 2025, 12:58 WIB
Puisi
Ilustrasi gurun/chatgpt

Tilas Ismail

(1)

Kejantanan dalam diri tidak bersemayam, meski telah ditebasnya pada patung-patung kepala batu

Meski berkobar api menjilatinya, tubuhnya

Karena tak cukup, jika kuat dan berani adalah ia, manusia yang diutus merindu;

sampai berakhir dalam rangkuman waktu sepuluh-lebih windu

(2)

Ismail pun terlahir 

 di sebuah negeri suci, pangkal keyakinan agama-agama, dan tanah subur biang lestari

Tapi Ibrahim pergi

Sebab

menepikan Ismail serta ibunya di tempat berpasaknya gulungan pasir dan ketajaman angin, 

adalah titah-Nya

Tangis, takut, kecewa bercampur nyawa Ismail itu mengaduh

dalam kalbu yang dahaga, 

dan pencarian

antara shofa-marwa

      antara shofa-marwa

(3)

Dialah Ismail, putra yang berteman hampa ia nantikan

Yang dengan tangis ia tepikan bersama sang Ibu dan sekujur debu

"Wahai, anakku. Aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Bagaimana pendapatmu?"

Qurban 
Bagikan