Puisi-puisi Imam Budiman: Selendang Pertama Nabi bagi 59 Bait Banat Suad

Ahad, 01 Okt 2023, 09:06 WIB
Puisi-puisi Imam Budiman: Selendang Pertama Nabi bagi 59 Bait Banat Suad
Selendang Pertama Nabi bagi 59 Bait Banat Suad

Selendang Pertama Nabi

bagi 59 Bait Banat Suad

—Ka’ab bin Zuhair

 

sekandung darah berkirim surat, nyawa

berada di tapal antara cemas dan syahwat.

 

tak ada nama suku yang dapat menyimpan

tubuhmu di tahun-tahun pasca perang batu.

 

waktu perburuan akan segera meringkusmu

bunyi surat itu, menyusuplah selekas deru.

 

pendosa tak sepenuhnya dilenyapkan di bawah kiswah, pada

daftar pencarian serta penebusan, sebelum cadar hitam yang

samar dan asing itu disingkap dan suara di baliknya berkata:

kekasih ilah, sungguh puisi menggerusku dari masa lalu.

 

dalam persaksi menderas puisi

seperti cara mendaras kitab suci.

 

2023

 

 

 

Di Hadapan Kakbah

—Abdullah bin Rawahah

 

            dataran tinggi di lembah suci

            satu kekasih begitu sabar menanti

            penuh cemas dan sedikit berhati-hati

            para utusan yang tiba setengah sembunyi

 

seusai baiat rahasia itu, ia membaktikan dirinya pada kata

mengabdikan ternak puisinya di sekeliling dinding kakbah

membacakan puisi ketika tawaf, di kecamuk pertempuran

di saat napas tinggal sehela jelang kematian sebagi martir

 

barangkali dua ratus ribu musuh tak mengerdilkan nyali

saat ia berorasi menentang kegelisahan sepenuh berani

 

sungguh ilah kami menguatkan puisimu ihwal firasat

            terang jalan cahaya setiap gulita yang sesat

 

2023

 

 

 

 

Satu Puisi Lagi

—Umayyah bin Abi as-Shalt

 

ia menyimpan dan menyitir

meski hatinya nampak getir

 

telah terang penanda dari surat taurat dan injil

ia yang melakukan perjalanan ke arah selatan

demi seorang rahib yang mengabarkan berita

            —sungguh telah tercatat namanya

 

ia menduga karibnya menjadi utusan akhir

            —tetapi itu menentang takdir

 

dalam sebuah perjalanan tanpa bunyi

 

darinya, beri aku satu puisi

lagi dan lagi, pinta sang nabi.

 

2023

#puisi #gadingpesantren38 #sastra #sajak  Pondok Gading  Puisi  Puisi Santri  Sastra  Sastra pesantren 
Imam Budiman

Imam Budiman, kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur. Biografi singkat tentang dirinya termaktub dalam buku: Apa dan Siapa Penyair Indonesia (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2017); Ensiklopedia Penulis Sastra Indonesia di Provinsi Banten (Kantor Bahasa Bante

Bagikan