Puisi "Mata Waktu" dan "Pertobatan di Tiga Kegelapan"

Ahad, 29 Jun 2025, 23:13 WIB
Puisi
Ilustrasi penanda waktu/chatgpt

Mata Waktu

 

Demi masa yang sedingin pagi, kita miliki

Demi masa yang terhitung dan tersimpul rapi, dalam ikatan yang kita bikin sendiri

Demi masa yang akan datang, dan kejatuhan kita yang niscaya di masa silam

Demi masa yang detiknya terus menghukum usia

Dan demi waktu

Kita tahu, yang senantiasa adalah kehilangan gugusan pohon seperjalanan itu 

 

Pertobatan di Tiga Kegelapan

 

Tiga puluh tiga tahun sudah menjadi penantian, sebelum perhentian paling akut itu menjelang, meregang mereka, di Ninawa

Tiada penantian lagi untuk pergi

Tapi, tidak ada laut yang bisa ditentukan

Badai perasaan pun senantiasa menambah panjang daftar keadaan

"Kapal ini kelebihan beban!"

Harus ada persembahan

"Rangkum semua nama. Undian adalah cara paling fitrah."

Tapi Tuhan tidak bermain dadu

Yunus Ibn Matta

            Yunus Ibn Matta

                        Yunus Ibn Matta

Hanya kerelaan, yang menjadi bekal di kedalaman

Demi Tuhan Yang Esa tubuh ini kujatuhkan di antara bulir udara dan keyakinanku atas kehendak-Nya

Semua menyaksikan

Ia jatuh disambut Nun dan tiga kegelapan bersama lautan rahasia

Sampai 40 hari lamanya,

di lambung sang ikan, kerendahan lafadz dan kumandang seorang utusan menyentuh gema dan rindu

Dalam gema dan rindu

Tahun baru  Puisi  Bulan Muharram 
Bagikan