Keistimewaan Muharram: Saatnya Muhasabah, Saatnya Berbenah

Kamis, 26 Jun 2025, 23:00 WIB
Keistimewaan Muharram: Saatnya Muhasabah, Saatnya Berbenah
https://pin.it/3Jw7LJ1Ex

Kini kita memasuki tahun baru dalam kalender Hijriyah. Momen ini adalah saat yang tepat untuk melakukan muhasabah, merenungi perjalanan hidup kita selama setahun yang telah berlalu. Sudah seberapa jauh kita melangkah dalam kebaikan?, Sudah seberapa dekat kita kepada Allah SWT?.

Tidaklah berlebihan jika awal tahun ini kita jadikan sebagai tonggak kebangkitan spiritual, tempat kita mengarahkan kembali hati dan langkah menuju ridha Allah SWT. Tepatnya di bulan Muharram, bulan pertama yang penuh kemuliaan dalam kalender Islam, kita diberi kesempatan untuk Kembali dengan hati yang lebih bersih, niat yang lebih tulus, dan tekad yang lebih kuat.

Bulan Muharram bukan sekadar penanda waktu, tetapi ladang keberkahan yang disiapkan oleh Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya yang ingin berubah dan memperbaiki diri demi kehidupan akhirat. Ia adalah undangan ilahi untuk memulai lembaran baru dengan harapan dan amalan yang lebih baik. Berikut adalah beberapa keistimewaan bulan Muharram yang patut kita renungkan dan manfaatkan:

Termasuk Bulan Haram yang Dimuliakan Allah SWT

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram (al-asyhur al-hurum) yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Allah SWT berfirman:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah SWT bersama orang-orang yang bertakwa.” (Q.S At-Taubah : 36).

Pada bulan Muharram, setiap amal perbuatan memiliki nilai yang lebih besar di sisi Allah SWT. Dosa-dosa yang dilakukan akan memperoleh ganjaran lebih berat, sebagaimana pahala atas kebaikan pun akan dilipatgandakan. Hal ini menunjukkan bahwa bulan ini bukan bulan biasa, melainkan bulan yang suci dan dimuliakan dalam Islam.

Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk menjaga lisan dan perbuatan, menjauhi maksiat, serta memperbanyak amal saleh seperti puasa, sedekah, dan dzikir. Bulan Muharram adalah momen yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bulan Muharram Adalah Bulan yang Paling Mulia Setelah Ramadhan

Keutamaannya ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabda beliau:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Artinya: “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah SWT, yaitu bulan Muharram.” (Hadits marfu’ dan mursal).

Bulan Muharram bukan hanya bulan haram, tetapi juga bulan yang diberi kehormatan khusus oleh Allah SWT. Nabi menyebutnya “Syahrullah” (bulan Allah) dan menjadikannya bulan terbaik untuk memperbanyak amal ibadah setelah bulan Ramadhan. Suatu bentuk penyandaran yang menunjukkan kemuliaan bulan Muharram. Keutamaannya tidak hanya karena termasuk bulan mulia, tetapi juga karena di dalamnya terdapat hari Asyura yang sangat dianjurkan untuk berpuasa.

Terdapat Sepuluh Hari yang Penuh Keutamaan

Dalam bulan Muharram, terdapat sepuluh hari pertama yang memiliki kemuliaan tersendiri. Di antara hari-hari tersebut, hari ke-10 atau yang dikenal dengan Yaumul ‘Asyura’, menjadi puncak keutamaannya. Para ulama menyebut bahwa sepuluh hari pertama bulan Muharram adalah saat-saat yang dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh, terutama puasa sunah, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Yang paling utama dari sepuluh hari itu adalah puasa pada hari Asyura (10 Muharram), yang dapat menghapus dosa-dosa setahun sebelumnya. Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Artinya: “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Memasuki bulan Muharram dan tahun baru Hijriyah bukan sekadar pergantian waktu, tetapi merupakan panggilan ilahi untuk memperbarui diri. Saatnya kita menjadikan bulan yang mulia ini sebagai momentum untuk memperkuat iman, memperbanyak amal saleh, dan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah SWT yang mampu memanfaatkan keutamaan dan keistimewaan bulan Muharram dengan sebaik-baiknya, mengisinya dengan ibadah, muhasabah, dan perbaikan diri, menuju kehidupan yang lebih dekat kepada ridha-Nya. Aamiin

Wallahua’lam’

gading pesantren  Bulan Muharram 
Moh Rofiq Sholehudin

Penulis adalah santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang sekaligus mahasiswa Jurusan Sastra Arab di Universitas Negeri Malang.

Bagikan