"Shalat jamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat." (HR.Bukhari Muslim)
Hadits tersebut diatas sebenarnya sudah akrab kita dengarkan baik melalui pengajian atau majlis taklim, namun hingga saat ini apakah kita benar-benar mampu memahami dan mengamalkan hadits shahih diatas, jika kita sudah melaksanakannya dengan optimal, kita harus selalu mempertahankannya dan jika kita belum bisa mengamalkannya ataumasih kadang-kadang maka kita harus selalu berusaha untuk melaksanakan shalat berjamaah dan diupayakan di masjid, mengingat begitu besar keistimewaan dan keutamaan shalat berjamaah apalagi di masjid, melalui tulisan ini penulis mencoba untuk mengulas sedikit tentang keutamaan shalat berjamaah.
Shalat jamaah hukumnya sunnah muakkad (sunnah yang diprioritaskan jika tidak ada udzur). Di jaman modern sekarang banyak kita jumpai bangunan masjid yang megah, indah dan sangat elok, tidak hanya di perkotaan namun di desa saat ini umat Islam seolah-olah berlomba-lomba untuk membangun atau merenovasi masjid mengingat pahala yang besar bagi orang yang membangun masjid, namun kondisi yang cukup memprihatinkan adalah sedikitnya umat muslim yang melaksanakan shalat secara berjamaah di dalamnya, pemandangan rutin di sekitar kita adalah masjid akan ramai dengan jamaah pada saat-saat tertentu saja, antara lain saat shalat Jumat, shalat hari raya, shalat Maghrib dan Isya. Berbagai alasan yang akan kita munculkan atas kondisi tersebut, namun jika kita mengetahui keutamaan shalat berjamaah, Insya Allah kita tidak akan pernah ketinggalan mengikuti shalat berjamaah di masjid kecuali jika ada udzur yang sangat mendesak.
Dr. Sholeh bin Fauzan Abdulloh al-Fauzan dalam karyanya yang berjudul "at-tauhid" menjelaskan terjadinya penyimpangan atau kejahatan salah satunya disebabkan tidak tahu atau kurangnya pengetahuan tentang syariat agama. Salah satu solusinya adalah membangun keluarga-keluarga muslim untuk lebih peduli dengan nilai-nilai Islam dan shalat jamaah merupakan nilai fundamental dalam pendidikan keluarga muslim, dari sisilah kesadaran masyarakat akan dapat dibangun kembali. Jika shalat jamaah telah menjadi bagian hidup dari masyarakat maka akan tercipta masyarakat yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah karena telah mengetahui balasan atas setiap perbuatan manusia di akhirat kelak.
Rasulullah SAW membangun masyarakat dengan menjadikan masjid sebagai pusat aktifitas dan mempersatukan sahabat Muhajirin (Makkah) dan Anshar (Madinah) dengan ukhuwah islamiyah. Sedangkan kondisi masyarakat saat ini secara umum lebih banyak yang bersifat individualis, bahkan persaingan hidup dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sudah mengesampingkan makna persaudaraan dengan sesama. Maka dari itu masyarakat harus dibangun dengan gerakan kembali ke masjid, salah satunya dengan aktif shalat berjamaah dengan harapan mampu meningkatkan komunikasi dengan sesama muslim, menjalin ukhuwah, dan menanamkan nilai-nilai keimanan.
Rasulullah SAW sangat menganjurkan umat islam untuk melaksanakan shalat berjamaah bagi yang tidak ada udzur, akan lebih utama lagi jika dilakukan di dalam masjid, bahkan beliau sempat membakar rumah orang-orang yang tidak mengikuti shalat jamaah di masjid sebagaimana yang dijelaskan dalam sabda beliau "Sungguh saya menyuruh orang iqamat untuk shalat berjamaah, lalu menyuruh seseorang untuk menjadi imam, kemudian saya pergi dengan beberapa orang yang membawa beberapa ikat kayu baker ke rumah orang-orang yang tidak mengikuti shalat berjamaah di masjid untuk membakar rumah mereka dengan kayu tadi" (HR. Bukhari Muslim) dan masih banyak lagi hadits yang menjelaskan anjuran dan bahkan peringatan akan pentingnya melaksanakan shalat berjamaah di dalam masjid, Semakin mudahnya kita menjumpai masjid di sekitar kita hendaklah menjadikan kita lebih bersemangat untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Allah akan melipatgandakan pahala orang yang shalat berjamaah sampai duapuluh tujuh derajat sebagaimana disabdakan rasul dalam hadits diatas.
Rasulullah SAW bersabda "Barang siapa yang ingin bertemu dengan Allah nanti pada hari kiamat sebagai seorang muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat dan segera melaksanakannya ketika mendengar adzan" (HR.Bukhari Muslim).
"Tiada tiga orangpun di sebuah desa atau lembah yang disana tidak dilaksanakan shalat berjamaah, melainkan telah nyatalah bahwa mereka telah dipengaruhi oleh syetan, karena itu jagalah shalat jamaah, sebab hanya kambing yang terpencil sajalah yang dapat dimakan oleh serigala" (HR. an-Nasai). Maksud dari hadits tersebut adalah jika kita lalai maka syetan akan mudah menggoda kita. Setan tahu jika shalat merupakan salah satu sarana kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya dan shalat merupakan salah satu usaha manusia dalam upaya menghindari godaannya.
Secara umum hal yang menyebabkan seseorang tidak melaksanakan shalat berjamaah adalah dari diri pribadi dan lingkungan sekitar (termasuk keluarga).
Penghalang dari diri pribadi
Rasa malas sudah menjadi bagian dari manusia, namun kita harus selalu berusaha untuk melawan rasa malas khususnya dalam hal beribadah karena sudah menjadi kewajiban kita. Hal ini tidak terlepas dari kondisi keimanan seseorang yang kadang bertambah (naik) dan kadang berkurang (turun). Jika kita terlalu banyak makan dan minum juga menyebabkan kita malas untuk melakukan ibadah sehingga mengurangi atau bahkan menghalangi rasa taat kiuta kepada Allah SWT.
Ujian merupakan sarana untuk menaikkan derajat seseorang,Ujian dapat berupa peristiwa yang menyedihkan maupun yang menyenangkan yang secara tidak langsung akan menjadi penghalang melakukan shalat berjamaah, sebagai contoh jika orang terdekat kita meninggal dunia, maka kita akan larut dalam kesedihan dan menomorduakan shalat berjamaah. Begitupula jika kita sedang diuji Allah dengan peristiwa yang menyenangkan, misalnya seorang pedagang yang tokonya ramai dikunjungi oleh pembeli maka dia akan sibuk melayani pembeli dan lain sebagainya, sehingga . Allah berfirman dalam surat al-Mulk [67]: 2 "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"
Penghalang dari lingkungan (keluarga)
Faktor lingkungan bisa berasal dari keluarga yaitu anak dan istri/suami maupun dari lingkungna tempat tinggal, sekolah, maupun lingkungan kerja. Tekanan keluarga umunya di bidang ekonomi atau gaya hidup yang terpola jauh atau awam dari pengetahuan agama dan ajaran islam. Jika kita tidak bisa membimbing keluarga kita dengan baik maka akan berakibat fatal bagi kita di hari kiamat kelak. Allah SWT berfirman " Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang "(QS. At-Taghabun [64]: 14).
Lingkungan yang kurang baik, termasuk lingkungan tempat tinggal, lingkungan kerja, sekolah, kampus, kost-kostan dan tempat lain dimana ia lebih banyak menghabiskan waktu disana. Oleh karena itu hendaklah kita dapat memilih lingkungan yang mendukung untuk taat kepada Allah. Semakin lingkungan menerapkan nilai-nilai islami, seseorang akan semakin ringan beribadah kepada Allah dan sebaliknya.
Shalat berjamaah menyimpan banyak sekali manfaat bagi orang yang melakukannya baik secara lahir maupun batin. Abu Abdillah Musnid al-Qathani dalam bukunya yang berjudul arba'una fa'idatan min fawa'idi sholati al-jamaah merangkum manfaat shalat berjamaah berdasarkan al-Quran hadits sebagai berikut :
Orang yang rajin melakukan shalat berjamaah termasuk orang yang patuh kepada Allah sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Quran surat al-Baqarah [2]: 43, "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'," (Yang dimaksud ialah shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan : Tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk).
Disamping itu shalat berjamaah merupakan cermin orang yang beriman kepada Allah SWT karena selalu memakmurkan masjid dengan melaksanakan shalat jamaah didalamnya. Allah berfirman " Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. at-Taubah [9]:18).
Allah berfirman " Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan merekaDan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (melakukan shalat jika di hadapan orang lain)"(QS.an-Nisa' [4]: 142).
Dengan melakukan shalat berjamaah maka doa yang kita panjatkan akan diikuti oleh orang banyak dan insya Allah lebih mustajab. Rasulullah SAW bersabda "Jika imam mengucapkan ghoiril maghdlubi alaihim wa ladh dhoolliin (bukan termasuk kaum yang dimurkai dan didholimi Allah), maka ucapkanlah "amiin", karena sesungguhnya jika ucapan aminnya bnersamaan dengan ucapan malaikat maka mia akan diampuni Allah dari dosa-dosa yang telah lalu". (HR. Bukhari Muslim).
Menjalin ukhuwah islamiyah dengan sesama muslim, persamaan karena tidak membedakan manusia antara pejabat dengan rakyat biasa karena semua berjajar dalam satu shaf. Allah berfirman "Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."(QS.as-Shaf [61]: 4). Dan masih banyak manfaat yang dapat kita petik dari shalat berjamaah.
Sebagai penutup, marilah kita berlomba-lomba untuk melaksanakan shalat berjamaah, lebih-lebih jika letak tempat tinggal kita di dekat masjid supaya kita dapat meraih dan menerima keutamaan shalat berjamaah. Wallahu a'lam bish showab.
*) Penulis adalah staf pengajar di madrasah diniyah salafiyah Matholi'ul Huda, PPMH, Gading Kasri Malang.
Penulis adalah staf pengajar di madrasah diniyah salafiyah Matholi'ul Huda, PPMH, Gading Kasri Malang.