Hari Asyura: Kilas Balik Peristiwa Besar dan Amalan yang Dianjurkan

Ahad, 06 Jul 2025, 22:48 WIB
Hari Asyura: Kilas Balik Peristiwa Besar dan Amalan yang Dianjurkan
https://pin.it/705zU2qaB

Tanggal 10 Muharram, yang dikenal sebagai Hari Asyura, merupakan salah satu hari penting dalam kalender Islam. Hari ini tidak hanya dikenang karena peristiwa-peristiwa besar nya, tetapi juga menjadi momentum yang kuat dengan nilai-nilai ibadah dan spiritualitas nya.

Dalam lintasan sejarah Islam, Asyura identik dengan kisah penyelamatan Nabi Musa AS dari kejaran Fir'aun, hingga kebiasaan Rasulullah SAW yang berpuasa sebagai bentuk syukur. Praktik puasa di hari Asyura pun dianjurkan umat Islam sebagai bagian dari mengikuti sunnah, sekaligus memperkuat ketakwaan.

Asyura hadir di bulan Muharram, yang disebut sebagai bulan Allah, menjadi waktu yang sangat tepat untuk bermuhasabah dan memperbaiki diri. Momentum ini mengajarkan pentingnya meneladani perjuangan para nabi dalam menghadapi ujian dan tetap teguh di jalan kebenaran.

Kisah dan Peristiwa Besar Hari Asyura

Sejumlah peristiwa agung dalam sejarah para nabi dipercaya terjadi pada tanggal 10 Muharram. Di antaranya, Nabi Nuh AS bersama para pengikutnya yang selamat dari banjir besar dan turun dari bahtera tepat di hari tersebut. Nabi Ibrahim AS juga diselamatkan Allah SWT dari kobaran api yang disiapkan Raja Namrud, setelah dituduh menghancurkan berhala. Api yang menyala itu menjadi dingin atas izin Allah SWT, dan beliau keluar tanpa luka.

Pada hari Asyura pula, Nabi Musa AS dan Bani Israil diselamatkan dari kejaran Fir’aun yang akhirnya ditenggelamkan di laut. Peristiwa ini menjadi alasan Nabi Musa berpuasa sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. Sementara itu, Nabi Adam AS diterima taubatnya setelah bertahun-tahun memohon ampun atas pelanggarannya memakan buah terlarang. Hari Asyura juga menjadi momen di mana Nabi Yunus AS diselamatkan dari perut ikan besar, dan kerajaan Nabi Sulaiman AS dikembalikan oleh Allah SWT sebagai bentuk pemuliaan terhadapnya.

Banyaknya peristiwa penting yang terjadi pada 10 Muharram menjadi pengingat akan besarnya rahmat dan pertolongan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang beriman. Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk menghidupkan hari ini dengan memperbanyak amal saleh, berpuasa, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah dan perenungan.

Keutamaan dan Amalan Hari Asyura

Salah satu amalan utama di hari Asyura adalah berpuasa, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW:

أَفْضَلُ الصَّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ (رواه مسلم)

Artinya: “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam” (HR Muslim).

Puasa Asyura (10 Muharram) sangat dianjurkan, begitu pula puasa pada tanggal 9 (Tasu’a), bahkan Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm menganjurkan untuk melengkapi dengan puasa tanggal 11 Muharram. Keutamaan puasa ini luar biasa, karena dapat menjadi sebab dihapuskannya dosa setahun yang lalu.

Selain puasa, terdapat pula anjuran untuk melapangkan nafkah kepada keluarga pada hari Asyura. Nabi SAW bersabda:

مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ (رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُمَا)

Artinya: “Barang siapa meluaskan belanja kepada keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan meluaskan rezekinya sepanjang tahun” (HR ath-Thabarani, al-Baihaqi, dan lainnya).

Kitab I’anatut Thalibin juga mencatat sejumlah amalan sunnah lainnya yang dapat dilakukan pada 10 Muharram, antara lain: melaksanakan shalat tasbih, mandi sebagai bentuk penyucian diri dan perlindungan dari penyakit selama setahun, memotong kuku, menggunakan celak, membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali, bersilaturahmi, mengunjungi orang-orang saleh, serta sowan ke para ulama.

Hari Asyura bukan hanya sebuah tanggal dalam kalender Hijriyah, melainkan ruang spiritual bagi umat Islam untuk merenung, bersyukur, dan berbenah. Ia mengajarkan keteladanan para nabi dalam menghadapi ujian, dan membuka peluang bagi setiap muslim untuk memperkuat iman melalui amalan-amalan yang penuh hikmah.

Wallahua’lam’

10 muharram  Amalan di Bulan Muharram  gading pesantren 
Moh Rofiq Sholehudin

Penulis adalah santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang sekaligus mahasiswa Jurusan Sastra Arab di Universitas Negeri Malang.

Bagikan