Meneladani Imam As-Suyuthi

Ahad, 19 Jun 2022, 12:26 WIB
Meneladani Imam As-Suyuthi
Pintu Maqbarah Imam As-Suyuthi

Dalam dunia pesantren, tentu nama Imam As-Suyuti tidak asing lagi. Beliau adalah seorang ulama besar Syafi’iyyah, sekaligus mushannif berbagai kitab fiqh Syafi’i. Nama lengkap dan nasab beliau adalah Abdurrohman bin Al- Kamal Abi Bakar bin Yusufuddin bin Khidhir bin Najmuddin Abi Sholah Ayyub bin Nashiruddin Muhammad bin Syaikh Hammamudin Al-Hammam Al-Khudlori As-Suyuthi. Imam Suyuthi dilahirkan seusai maghrib pada malam Ahad awal bulan Rajab pada tahun 849 H. Beliau tumbuh dalam keadaan yatim, sebab ayah beliau meninggal pada tahun 855 H. Sebelum wafat, Sang Ayah berwasiat kepada Syaikh Kamaluddin bin Al-Hammam untuk menjaga, mengurus, serta mendidik Imam Suyuthi kecil.

Masa Belajar dan Guru-Guru Imam Suyuthi

Belum genap berusia 8 tahun, beliau telah hafal al-Qur’an, selain itu beliau juga telah hafal kitab al-‘Umdah, al-Minhaj dalam bidang Fiqh, dan al-Minhaj dalam bidang Ilmu Ushul, serta Alfiyah Ibnu Malik dalam bidang ilmu Bahasa Arab. Pada awal tahun 864 H, beliau mulai menyibukkan diri dengan pendalaman ilmu agama. Imam Suyuthi belajar Fiqh dan Nahwu dari beberapa ulama besar di masa itu. Beliau secara khusus belajar Ilmu Faroid dan kitab al-Majmu’ kepada Syaikh Al-‘Allamah Syihabuddin Asy-Syarmasahi. Sementara dalam Ilmu Fiqh, beliau belajar kepada Syaikhul Islam ‘Alamuddin Al-Bulqini. Setelah Imam Bulqini wafat pada tahun 879 H, beliau belajar kepada Syaikhul Islam Syarofuddin Al-Munawi. Di bawah asuhan Syaikh Munawi, beliau belajar sebagian kitab al-Minhaj dan kitab Syarah al-Bahjah sekaligus hasyiyahnya, selain juga mempelajari kitab tafsir al-Baidhowi. Dalam cabang Ilmu Hadits dan Bahasa Arab beliau belajar kepada Imam Taqiyyudin Asy-Syamanli al-Hanafi selama 4 tahun. Imam Suyuthi merupakan salah satu murid kesayangan Imam Syamanli yang diakui kepiawainnya dalam bidang Bahasa Arab dan Ilmu Hadits.

Imam Suyuthi juga merupakan murid yang kiritis. Pernah suatu ketika beliau membaca hasyiyah kitab Asy-Syifa yang ditulis oleh gurunya, yakni Imam Syamanli. Dalam kitab itu, Sang Guru menuliskan hadits yang diriwayatkan oleh Abul Jamro’ mengenai kisah isra’ yang dikeluarkan oleh Imam Ibnu Majah. Setelah beliau cari hadits tersebut di kitab Ibnu Majah dan sudah beliau baca kitabnya mulai awal hingga akhir sampai diulang-ulang sebanyak 3 kali, beliau tidak menemukan hadits yang dimaksud. Setelah mencari di kitab-kitab hadits lainnya, beliau menemukan hadits tersebut termaktub dalam kitab Mu’jamus Shohabah karta Ibnu Qoni. Mendapati hal itu, beliau lantas menghadap kepada Sang Guru untuk memberitahukan hal tersebut, seketika itu pula Imam Syamanli mengambil pena dan mengganti tulisan “Ibnu Majah” dengan “Ibnu Qoni”.

Imam Suyuthi juga belajar kepada Syaikh Muhyiddin Al-Kafiji selama 14 tahun. Selama belajar kepada Syaikh Al-Kafiji, beliau mempelajari berbagai cabang ilmum mulai dari tafsir, ushul, bahasa arab, dll. Selain itu, beliau juga memperoleh banyak ijazah dari gurunya.

Murid-murid Imam Suyuthi

Diantara murid-murid beliau yang paling masyhur adalah :

  1. Syaikh Abdul Qodir bin Muhammad bin Ahmad Asy-Syadzili As-Syafi’i
  2. Syaikh Ibnu Iyas, Abul Barokat, Muhammad bin Ahmad bin Iyas Al-Hanafi
  3. Syaikh Al-Hajj Muhammad Sukyah
  4. Syaikh Syamsuddin, Muhammad bin Abdurrohman bin Ali bin Abu Bakar Al-‘Alqomi
  5. Syaikh Syamsuddin, Muhammad bin Ali bin Ahmad Ad-Dawudi AL-Mishri
  6. Ibnu Thulun,
  7. Syaikh Muhammad bin Al-Qodhi
  8. Syaikh Muhammad bin Yusuf Asy-Syami
  9. Syaikh Jamaluddin Al-Armayuni

Akhlaq Imam Suyuthi

Imam Suyuthi adalah seorang ulama yang dikenal dengan kezuhudannya, tekun beribadah dan menjauhi urusan-urusan dunia. Para pemimimpin dan orang-orang kaya seringkali berdatangan kepada beliau, lalu mereka memberikan  harta kepada beliau, namun beliau menolaknya. Suatu ketika ada orang yang memberikan seorang budak dan uang sebanyak seribu dinar, beliau mengembalikan uang tersebut dan mengambil budak, lalu memerdekakannya dan menjadikannya sebagai pelayan di ruangan makam Nabi Muhammad SAW.

Beliau tidak pernah membeda-bedakan antara orang terpandang dengan orang biasa. Beliau tidak terlalu senang menghadap para pemimpin. Pernah suatu ketika seseorang bertanya kepada beliau: “Bukankah ulama’-ulama’ yang masyhur akan kewaliannya juga sering mendatangi para pemimpin demi memenuhi hajat rakyat?” . Beliau menjawab: “Mengikuti para ulama’ salaf dengan tidak mendatangi mereka lebih menyelamatkan agama seorang muslim”. Karena itulah beliau menulis kitab yang berjudul “Ma Rowahul Asathin Fi ‘Adamit Taroddud ‘Alas Salathin”. Sebuah kitab yang menjelaskan riwayat-riwayat ulama’ salaf agar tidak terlalu sering mendatangai para pemimpin.

Dalam muqodimah kitab “Al-Asybah wan Nadho’ir”, Imam Suyuthi mengatakan : “Hum warosatul anbiya’… wa yhtada kanujumis sama’…. Wahum al-muluuk? La, bal al-muluuk tahta aqdamihim wa fi tashrifi aqwalihim wa aqlamihim” . (Para ulama’ adalah pewaris para Nabi, mereka memberikan petunjuk laksana bintang-bintang di langit. Apakah mereka raja? Tidak, mereka bukan raja tapi para raja harus tunduk pada mereka dan mengikuti perkataan dan tulisan mereka).

Karya-karya Imam Suyuthi

Imam Suyuthi telah mewariskan begitu banyak karya dalam berbagai disipilin ilmu. Hal ini karena beliau rajin menulis buku semenjaak masih sangat muda. Dalam kitab “Kasyfudh Dhunun” karya Haji Kholifah dijelaskan bahwa karya tulis Imam Suyuthi mencapai 540 kitab. Riwayat lain dalam kitab An-Nurus Safir ‘An Akhbaril Qurnil Asyir yang ditulis Syaikh Abdul Qodir Al-Idrus dijelaskan bahwa karya-karya Imam Suyuthi mencapai 600 karya selain yang beliau perbaiki kembali dan yang tidak jadi diedarkan. Bahkan menurut Sayyid Muhammad Abdul Hayy Al-Kattani, jumlah keseluruhan karya Imam Suyuthi mencapai 904 kitab dalam berbagai disiplin ilmu. Hal ini tentu menunjukkan betapa produktifnya beliau sebagai ulama yang rajin menulis selama hidupnya dengan usia kurang lebih 62 tahun.

Diantara karya-karyanya yang terekanal antara lain:

  1. Al-Itqan Fi ‘Ulum al-Qur’an
  2. Ad-Durur Mantsur Fi Tafsir Bil Ma’tsur
  3. Tafsir Jalalain
  4. Al-Iklil Fi Istinbath at-Tanzil
  5. Alfiyah As-Suyuthi Fi Ilmil Hadits
  6. Tadribur Rowi Syarah Taqribun Nawawi
  7. Jami’us Shoghir
  8. Al-Asybah Wan-Nadho’ir Fi Qowa’id Wa Furu’is Syafi’iyyah
  9. Al-Hawi Lil-Fatawi

Wafatnya Imam As-Suyuthi

Imam As-Suyuthi wafat pada waktu sahur malam Jum’at tanggal 17 Jumadil Ula tahun 911 H. di rumah beluau yang berada di Roudlotul Miqbas. Beliau dimakamkan di Haush Qushun sebalah timur pintu al-Qorofah.

Ulama Dunia  Ulama  Kisah Ulama  Imam Syafi'i  Imam As Suyuthi  Biografi Ulama  Ulama Dunia dari Pesantren  Ulama Internasional 
Bagikan