Laa Ilaaha Ilallaah merupakan kalimat agung yang senantiasa kita lantunkan setiap hari, baik ketika wirid ba’da sholat fardhu maupun dalam amaliah lainnya. Kalimat laa ilaaha illallah biasa juga disebut dengan kalimat tahlil dan kalimat ini merupakan miftah al Jannah ( kunci pembuka surga ). Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Mu’adz bin Jabal.
عَنْ مُعَاذَ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ آخِرَ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله دَخَلَ الْجَنَّةَ
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, ‘Siapa pun yang akhir ucapannya (ketika menjelang ajal) kalimat La ilaha illallah maka ia masuk surga’.”
Keutamaan kalimat laa ilaaha illallah sebagai miftah al jannah juga termaktub dalam kitab lubabul hadits yang disusun oleh Imam Jalaludin bin Kamaludin As-Suyuthi:
و قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : من قال لا اله الاّ الله خالصا مخلصا دخل الجنة
Nabi saw bersabda: Barang siapa mengucapkan “ Laa Ilaaha Illallaah “ dengan ikhlas semata-mata karena Allah, maka dia masuk surga.
Apabila dicermati, kalimat laa ilaaha illallah hanya terdiri dari tiga huruf: alif, lam, dan ha’. Tiga huruf yang dapat membentuk ajaran paling sentral dalam islam. Struktur kalimat yang begitu agung, padat, dan berbobot. Artinya, ajaran tentang keesaan Allah itu lugas, sederhana, rasional, mudah dipahami, tidak ambigu, dan tidak rumit.
Selain menjadi kunci pembuka surga, kalimat tahlil juga memiliki fadhilah sebagai penghapus dosa dan pelebur siksa, sebagaimana yang terkutib dalam kitab lubabul hadits:
و قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : قال الله تعالى : لَا إِلٰهَ إِلَّا الله كلامى وأنا هو من قالها دخل حصني، ومن دخل حصني أمن من عقابي
Nabi saw bersabda: Allah Ta’ala berfirman: Laa Ilaaha Illallaah adalah ucapanku, dan aku adalah Allah, barangsiapa mengucapkannya, maka dia masuk bentengku, dan barangsiapa yang masuk bentengku, maka dia aman dari siksaku.
و قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : من قال لا اله الاّ الله محمد رسول الله مرة غفر له ذنوبه وان كانت مثل زبد البحر
Nabi saw bersabda: Barangsiapa mengucapkan Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah satu kali, maka dosa ( kecilnya)-nya diampuni, sekalipun dosa-dosa itu seperti buih lautan.
Syeikh Abdul Ghani an-Naqqadh dalam kitabnya “Tathyiib al-Qulub wa al-Afwah bi fadhli qauli Laa ilaaha illa Allah” menyatakan:
“Laa ilaaha illa Allah adalah sebaik – baiknya zikir, dan amalan rutin orang – orang baik, dan keuntungan paling utama bagi para pedagang, dan sebaik – baiknya apa yang diucapakan seseorang tatkala meninggalkan dunia ini. Laa ilaaha illa Allah merupakan seruan para nabi, perhiasan orang yang bahagia, dan rahasia yang disembunyikan orang – orang yang bertaqwa. Laa ilaaha illa Allah juga menjadi bahtera keselamatan, manhaj kehidupan, hak Allah yang padanya terdapat kemuliaan, kebanggaan, dan kehormatan. Melalui perantara kalimat Laa ilaaha illa Allah, semua risalah diturunkan. Dengannya para nabi datang, untuknya diperlihatkan segala mukjizat dan tanda kebesaran, dialah kewajiban yang paling pertama, dan amalan yang dianjurkan paling terakhir. Laa ilaaha illa Allah merupakan sebaik baiknya kalimat yang diucapkan mulut, dan apa yang dilihat mata saat terbuka. Bersama kalimat Laa ilaaha illa Allah aku berkhalwat dalam kesendirian, dengannya Aku menyeru Tuhanku, Aku berharap padanya mengampuni segala dosaku, dengannya aku berwasiat kepada keluargaku, dan aku berharap dengannya aku menutup segala amalku.”.
Penulis adalah santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang sekaligus mahasiswa Jurusan Sastra Arab di Universitas Negeri Malang. Bisa dihubungi melalui akun IG @mrofiqsho_