Sekarang kita berada di tahun baru Hijriyah. Sebagaimana sering disinggung, kita perlu melakukan muhasabah terhadap diri kita selama satu tahun yang sudah kita jalani. Kita harus mengadakan hijrah qolbiyah untuk mencapai peningkatan diri.
Tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa awal tahun kita jadikan sebagai tonggak untuk kembali kepada Allah. Kita bertepatan dengan bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Islam. Bulan Muharram kita jadikan sebagai arena untuk kembali kepada Allah.
Allah menciptakan bulan Muharram dengan banyak keistimewaan, agar dapat dimanfaatkan oleh hamba-hamba-Nya yang ingin memperbaiki diri untuk kepentingan akhiratnya.
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Diantaranya empat bulan mulia (haram). Empat bulan yang dimuliakan Allah : Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rojab.
Ketahuilah bahwasanya zaman berputar seperti keadaanya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun terdiri atas dua belas bulan, empat diantaranya adalah bulan mulia. Tiga diantaranya berurutan, yaitu Dzul do’dah, Dzul hijjah, dan Muharram; sementara Rojab Mudhor antara Jumada dan Sya’ban. (Pidato Nabi Muhammad SAW pada hari nahar di waktu haji wada’).
Sabda Nabi Muhammad SAW: Sholat yang paling utama sesudah sholat lima waktu adalah sholat di tengah malam. Bulan yang paling utama sesudah bulan Romadhon adalah bulan Muharram, yaitu bulan tuli Allah . (Hadits marfu’ dan mursal)
Sebagaimana diketahui bahwa umat islam mengagungkan tiga “Sepuluh Hari” dalam setahun, yaitu sepuluh hari pertama bulan Muharram, sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah, dan sepuluh hari terakhir bulan Romadlon. Diantara sepuluh hari yang paling mulia dalam bulan Muharram adalah Hari 'Asyura.
Hari 'Asyura boleh dikatakan sebagai hari kemenangan dan hari penerimaan taubat. Oleh karena begitu banyak pertolongan Allah yang diberikan kepada para kekasihnya. Pada hari itu Allah SWT menerima taubat para hamba-Nya.
Dalam sebuah hadits yang panjang yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA [I’aanah ath Thoolibiin, Juz II. hal. 444 – 445 ] dan dari beberapa sumber lain [Dzikrooyaat wa Munaasabaat, hal. 52; Tanbih al Ghofilin, hal. 123] disebutkan banyak keistimewaan hari Asyura’. Berikut ini dikemukakan keistimewaan hari 'Asyura : Allah SWT menerima taubat Nabi Adam AS, mengangkat Nabi Idris AS ke tempat yang tinggi, mengeluarkan Nabi Nuh AS dengan selamat dari perahu, menyelamatkan Nabi Ibrahim AS dari api yang membakar dirinya, mengeluarkan Nabi Yusuf AS dari penjara, memulihkan penglihatan Nabi Ya'qub AS, menghilangkan derita Nabi Ayyub AS, mengeluarkan Nabi Yunus AS dari perut ikan, membelah laut Merah untuk menyelamatkan Nabi Musa AS dan kaumnya, mengampuni dosa Nabi Dawud AS, mengembalikan singgasana Nabi Sulaiman AS, pertama kali menurunkan hujan, pertama kali menurunkan rahmat-Nya, menciptakan arsy, lauh mahfudz, dan qolam.
Sabda Nabi Muhammad SAW “Sekiranya engkau berpuasa dalam sebulan sesudah bulan Romadlon, berpuasalah di bulan Muharram. Sesungguhnya di dalam bulan Muharram ada satu hari dimana Allah pernah menerima taubat suatu kaum dan akan menerima taubat kaum yang akan datang pada hari tersebut.” (HR Imam Turmudzi dari Sahabat Ali ra).
Sabda Nabi Muhammad SAW “Hari 'Asyura adalah hari dimana kaum Nabi Yunus dterima taubatnya.” (HR Abu Musa al Madiny dari Sahabat Ali RA).
Banyak amal yang dianjurkan dilakukan di bulan Muharram, diantaranya adalah sebagai berikut ini.
Sabda Nabi Muhammad SAW “Puasa yang paling utama sesudah puasa Romadlon adalah puasa pada bulan yang kamu sebut dengan bulan Muharram, dan sholat yang paling utama sesudah sholat fardlu adalah sholat malam.” (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah ra).
Demikianlah sedikit ulasan tentang keutamaan bulan Muharram sebagai permulaan tahun Hijriyah, semoga di tahun baru Islam ini kita semua menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya dengan limpahan taufiq dan hidayah Allah SWT serta Allah menghindarkan kita dari hal-hal yang dilarang-Nya. amin.
Penulis adalah Dewan Masyayikh Pondok Pesantren Miftahul Huda Jl. Gading Pesantren 38, Malang