Malang, 30 April 2021 – Pondok Pesantren Miftahul Huda siang itu terasa benar-benar diguyur rahmat Allah SWT. Pasalnya, di bulan dan hari yang penuh berkah itu diadakan Ijazah Musalsal Bil Musofahah al-Anasiyah oleh pengasuh Pondok Gading, Al-Mukarrom Romo KH. Ahmad Muhammad Arif Yahya. Ijazah Musalsal Bil Musofahah al-Anasiyah merupakan ijazah berjabatan tangan yang bersanad hingga Rasulullah SAW. Tentang ijazah ini, Sang Mujiz menjelaskan :
“…Nah, yang saya terima ijazah ini, dulu (dari) Sayyid Muhammad al-Maliki, kemudian guru saya Kyai Ali Mas’adi dari Syeikh Yasin bin Isa Al-Fadani, juga Kyai Abdul Mu’thi,,,,. Jadi, suatu ketika Baginda Rasul SAW bersabda kepada sohabat Mua’dz bin Jabal, “Ya Muadzu inni uhibbuka, wallahi inni uhibbuka”. Wahai sahabat Muad bin Jabal, terus terang saja saya cinta kepadamu, maka katakanlah pada setiap setelah shalat: “Allahumma a’inni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadatika” kemudian berjabatan tangan, berjabatan tangan ini ya begini ya, cara berjabatan tangan begini, tidak seperti ini (beliau sambil memperagakan). Nah, ini berantai-rantai, alangkah senangnya kalau salah satu sahabat, beliau (Baginda Nabi) mengungkapkan cintanya kepada salah satu sahabat. Diteruskan oleh Baginda Rosul; “man sofahani au man sofaha man sofahani…” dan seterusnya, jawabnya “dakholal Jannah”. Mudah-mudahan, kita sama-sama ikhlas, ya…, mengijazahkan dan menerima ijazah. Mungkin diantara hadirin ada yang mendapatkan ijazah dengan cara lain ya, ndak apa-apa. Nah, yang waktu beliau Sayyid Muhammad Al-Maliki di Malang, yang seperti tadi itu (yang telah diperagakan). Waktu itu beliau mengajar kitab Bulughul Marom, pas fasal-nya menerangkan ijazah al-musalsal bil mahabbah. Jadi berantai-rantai. Yang mengijazahkan kepada saya juga mengatakan “ana uhibbuka”,….” Almukarrom Romo Kyai Ahmad juga menerangkan bahwa ijazah ini manfaatnya agung sekali. Beliau mendapatkan ijazah ini dari gurunya, gurunya dari gurunya lagi terus menerus hingga sampai kepada kanjeng Nabi SAW.
Acara ijazahan ini digelar tepat ke-esokan harinya setelah semua pengajian Ramadhan di Pondok Gading selesai. Tak ingin kehilangan momentum akhir Ramdhan di Pondok, banyak para santri yang telah pulang kembali lagi ke pondok. Bahkan para alumni, dan masyarakat umum dari berbagai daerah banyak yang berdatangan demi meraih agungnya keberkahan. Prosesi ijazahan ini dilakukan siang hari setelah sholat jum’at, tepatnya pada hari Jum’at tanggal 30 April 2021 atau bertepatan dengan tanggal 19 Ramadhan 1442 H. bertempat di dalam Masjid Jami’ Baiturrohman, PPMH. Kaifiyah musofahahnya pun dilakukan dengan cara khusus dimana tangan mujiz bagian jempol bertemu dengan tangan jama’ah bagian jempol pula. Acara dimulai dengan pembaca’an qosidah burdah bersama-sama, kemudian melantunkan qosidah Ibadallah Rijalallah untuk mendatangkan arwahul muqodasah. Lalu, dilanjutkan dengan ijab qobul ijazah yang dipimpin langsung oleh Al-mukarrom Romo KH. Ahmad Muhammad Arif Yahya. Setelah itu prosesi musofahah pun berlangsung hingga selesai. Meski ijazahan kali ini dilakukan dengan cara berjabat tangan, namun panitia pelaksana telah mengatur dan mengupayakan sesuai dengan protokal kesehatan. Sehingga teknis pelaksanaannya pun dilakukan satu persatu, dengan kondisi tangan harus seteril terlebih dahulu, disemprot handsanitizer, dan menggunakan sarung tangan.
Yang sungguh menarik dalam ijazahan kali ini adalah pada saat prosesi ijazahan dan do’a berlangsung, semua jamaah kebetulan sudah berada di dalam masjid. Lalu tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Seakan ingin memberikan pertanda begitu derasnya rahmat Allah yang turun pada siang itu. Hujan deras tak henti-hentinya turun hingga prosesi ijazahan bil musofahah ini berakhir pas bebarengan dengan redanya hujan yang sejak tadi menyelimuti jama’ah selama acara berlangsung.