Bulan Syaban merupakan bulan yang mulia. Salah satu kemuliaan pada bulan ini adalah adanya malam Nisfu Sya’ban yang jatuh malam nanti. Dimana malam Nisfu Sya’ban sendiri merupakan malam pengampunan, malam penuh berkah, dan malam mulia.
Pada bulan ini umat Islam dianjurkan untuk berdoa sesuai anjuran Rasulullah, yakni meminta keberkahan.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى شَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Di samping itu, pada bulan ini juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa Sunnah pada awal, tengah, dan akhir bulan Sya’ban.
Mengutip buku Keutamaan dan Amaliyah Bulan Sya’ban karya KH. Muhammad Shohibul Kahfi, bahwa dikatakan oleh para Ulama, “Bulan Rojab untuk membersihkan badan, bulan Sya’ban untuk membersihkan jiwa, dan bulan Ramadan untuk membersihkan ruh.”
Keistimewaan bulan Sya’ban sendiri juga tidak dipungkiri dari peristiwa-peristiwa sejarah pada zaman Nabi Muhammad. Salah satu di antaranya adalah, pada bulan ini umat Islam berbekal 30 ribu bala tentara dimenangkan dalam peperangan melawan Kerajaan Romawi yang membawa 40 ribu tentara di daerah Tabuk. Di samping itu juga terdapat keistimewaan lain yang dimiliki bulan Sya’ban.
Selain itu, sebagaimana termaktub dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 144, pada bulan Sya’ban juga terjadi perpindahan arah kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Harom.
قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
3 Amaliyah Malam Nisfu Sya’ban
1. Disunnahkan memperbanyak doa
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Imam Baihaqy, lima malam yang mana doa tidak ditolak di dalamnya adalah malam Jumat, malam awal bulan Rojab, malam Nisfu Sya’ban, dan malam Hari Raya.
2. Membaca Surah Yasin 4 Kali Setelah Maghrib
Pada amaliyah ini, setiap bacaan dibarengi dengan permohonan kepada Allah. Di antaranya adalah:
Bacaan pertama, diiringi dengan memohon diberi umur panjang.
Bacaan kedua, diiringi dengan memohon agar diberi rizki yang banyak.
Bacaan ketiga, memohon kepada Allah diberi kekuatan iman dan husnul khotimah
Bacaan keempa,t memohon dikabulka semua keinginan dan hajat pribadi.
Kemudian dilanjut dengan membaca doa Nisfu Sya’ban satu kali.
للّٰهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللّٰهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللّٰهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَار رِزْقِيْ، وَاكْتُبْنِيْ عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ "يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ" وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَــالَمِيْنَ
3. Sholat Malam Nisfu Sya’ban dan Puasa Siang Harinya
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah djelaskan, bahwa Rasulullah bersabda, “Ketika datang malam Nisfu Sya’ban, sholatlah pada malam itu dan berpuasalah pada siang harinya. Sesungguhnya rahmat Allah turun ke langit dunia ketika matahari terbenam dengan berfirman: “Adakah orang yang meminta ampun? Maka aku akan mengampuninya. Adakah oranng yang meminta rizki? Maka aku akan memberinya rizki. Adakah yang mendapatkan cobaan? Maka akan menghilangkan cobaannya. Adakah yang begini? Adakah orang yang begini?” Demikian sampai terbit fajar." (HR. Ibnu Majah)
Artikel ini menjadikan buku Keutamaan dan Amaliyah Bulan Sya’ban karya KH. Muhammad Shohibul Kahfi sebagai sumber rujukan.
Kahfi, M. S. (2007). Keutamaan dan Amaliyah Bulan Sya’ban. Malang: LP3MH.