Puisi-puisi Ade Kurniawan: Bertamu Sebelum Kau Menutup Pintu

Ahad, 17 Sep 2023, 16:53 WIB
Puisi-puisi Ade Kurniawan: Bertamu Sebelum Kau Menutup Pintu
Bertamu Sebelum Kau Menutup Pintu

Bertamu Sebelum Kau Menutup Pintu

 

Pada langit yang ungu kali ini,

izinkan aku duduk di beranda retinamu

lalu kunikmati pahit air mata

dan sepotong roti tawar hambar

serupa jalan nasib yang tersalip

di bujur alismu.

Tak ada hujan, nimasku,
hanya ada pelangi dan rintik puisi.

Sebelum nanti,

aku kembali, berduka, berziarah

dengan doa dan bunga

setelah kau menutup pintu,

lalu matamu.

 

Malang, 2024.

 

Fatwa Tanah

Hanya bila Engkau datang

pada sepertiga malam,

lepaskan kudus sayap-Mu sehelai saja!

Agar kami bangun sebuah pusara

dan kami gores nama-nama-Mu

dengan rindu yang bisu berabad-abad

setelah pada hari keenam

Engkau jumput liat jangat pucat

untuk sepotong jasad kalifah

yang mencintai lemah tanah.

Lalu kami bersaksi

tiada Tuhan selain Tuhan yang pernah kami temui,

satu kali, hanya suatu kali

pada Jumat yang awal

dan suci.

Malang, 2023

 

Fatwa Akar

Kami tak sesuci Nandini

yang menyunggi Siwa Murti.

Hanya sekumpulan benang nasib

yang ginaris pada hamparan ayat-ayat-Mu.

Sulur kami menyusu lemah dan udara,

melegamkan galih, menebalkan dahan,

dan melebatkan zirah ranting-ranting.

Tetapi kelak,

bila hujan telah masam dan jarang.

Izinkan kami berkemas

dan kembali hidup menyunggi

bidara, anggur, dan kurma

di tanah yang lain,

yang liyan.

Jombang, 2023

 

Fatwa Dahan

Sebelum ganjur gerigi

membuat kami buntung.

Kami bisu, kami tahu

ada yang melata

tetapi ingin jiwanya beterbangan,

kemudian Gusti Allah

mengabulkan doa-doanya yang menggantung

di gelambir urat-urat pupa

pada musim yang meranggas.

Pada hari ke empat belas

setelah dikabulkan, ia benar-benar terbang

menyisakan tilas jizim yang mengering,

dan menguning.

Malang, 2023

 

Fatwa Ranting

Kami tahu, ada duka yang telah beku,

ada tangis yang terus mengiris.

Tetapi jubah kami hanya mampu

meneduhkan matahari.

Koloni manyar menjalin jerami

yang menjadi rumah

bagi arwah-arwah

ketika pikat getah nangka dan pucuk bedil

memudarkan silsilahnya.

Malang, 2023

 

Fatwa Daun

Bila bangsa kami gugur, Tuhan.

Bukan kami tak menghamba pada-Mu.

Hijau kami mencumbu udara-Mu,

angin-Mu, dan embun-Mu.

Musim yang maskumambang

ingin memanggil hujan,

tetapi ibu bumi telah kelu meresapi cinta-Mu.

Kening bukan nasib kami, Tuhan.

Tetapi kami tak pernah lalai di mana tangkai

harus ditundukkan

dan dosa-dosa harus dileburkan; pelukan tanah-Mu.

Bila Engkau menangis, Tuhan.

Kami kembali mijil dengan warna baru,

yang tak akan pudar serupa

kitab-kitab-Mu.

Jombang, 2023

 

Fatwa Bunga

Kami bersaksi, ada yang niskala,

yang tak teraba,

menabur mani pada kaki-kakinya yang lentik,

lalu kami merasakan birahi,

dan wangi,

dan layu,

dan mati.

Malang, 2023

Sastra pesantren  Sastra  Santri Gading  Pondok Pesantren Gading  #puisi #gadingpesantren38 #sastra #sajak 
Ade Kurniawan

Ade Kurniawan, laki-laki kelahiran Jombang, Kamis Kliwon 09 Januari 2003. Takdir membawanya untuk merawat pikiran di .Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Suka menulis puisi dan beberapa kali memenangkan kompetisi sayembara puisi.

Bagikan