
Pada hari Kamis, 20 November 2025, kelas 3 Ulya Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang telah menyelenggarakan Seminar Literasi Digital dengan tema “Santri Melek Literasi Digital, Pesantren Tetap Ideal”. Acara ini berlangsung di Masjid Baiturrohman, diikuti oleh para santri dengan penuh antusias. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman santri mengenai pentingnya literasi digital serta bagaimana tetap menjaga nilai-nilai pesantren di tengah perkembangan teknologi.
Acara diawali dengan sambutan Ketua Pelaksana, Cak Catur, yang menyampaikan harapan besar agar ilmu yang diterima dalam kegiatan ini dapat membawa manfaat berkelanjutan. Beliau mengatakan, “Semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat dan dapat kembali dalam bentuk yang lebih baik. Semoga cerita kita ini akan menjadi memori yang selalu dikenang.”
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Wali Kelas 3 Ulya, Ustadz Moh. Khasairi, yang berharap agar seminar ini memberikan manfaat yang lebih luas bagi para santri meskipun pelaksanaan kegiatan dihadapkan pada beberapa hambatan. Beliau menyampaikan, “Mudah-mudahan dengan acara ini bisa memberikan manfaat yang lebih besar lagi meskipun banyak hambatan dan rintangan yang ada.”
Perwakilan keluarga ndalem, Gus Fuad, turut memberikan pesan kepada para santri untuk bijak bermedia sosial. Beliau menyampaikan bahwa media sosial memiliki sisi baik dan buruk sehingga santri perlu memanfaatkannya dengan hati-hati. “Media sosial ini sangat luas, ada yang baik dan buruk. Oleh karena itu, adanya seminar ini bisa mendorong santri untuk bermedia sosial dengan bijak,” ujar beliau.
Materi seminar disampaikan oleh Dr. H. Ahmad Hakim Jayli, M.Si, yang memberikan pemahaman mendalam tentang literasi digital dalam perspektif pesantren. Beliau menyampaikan bahwa pesantren adalah tempat pembentukan karakter dan orientasi akhirat. Dalam materinya beliau mengutip pesan Gus Dur bahwa pesantren merupakan miniatur kehidupan. “Kita tidak harus jadi orang pintar, yang harus ada itu hatimu yang harus ditata. Hadapi hidup ini dengan penuh optimisme,” tutur beliau.
Beliau juga mengingatkan santri agar bersyukur berada di Pondok Gading karena cara para masayikh membina santri agar berada di jalan takwa sangatlah baik. Selain itu, beliau menekankan bahwa dunia digital saat ini dipenuhi peperangan narasi. “Kita harus memerangi narasi-narasi buruk yang merusak moral masyarakat. Mari kita perbanyak konten-konten yang memperbaiki moral masyarakat,” pesan beliau.
Acara berlangsung lancar, tertib, dan penuh semangat dari para peserta. Seminar ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para santri sehingga mampu bersikap bijak dalam menghadapi era digital tanpa meninggalkan nilai-nilai pesantren yang menjadi dasar kehidupan mereka.
Penulis adalah santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang sekaligus mahasiswa Jurusan Sastra Arab di Universitas Negeri Malang.