Depresi berbeda dengan sekedar merasa sedih. Perasaan sedih hanya terjadi dalam waktu sebentar. Sementara depresi berlangsung dalam waktu yang lama, sampai-sampai seseorang kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya dia sukai.
Ketika sedih, seseorang tidak kehilangan rasa percaya diri. Namun ketika depresi, seseorang bisa merasa tidak berarti lagi. Itulah mengapa kebanyakan orang akan berpikir untuk tidak melanjutkan hidup ketika dia merasa depresi.
Umumnya, depresi disebabkan oleh stres-stres kecil yang sudah lama tidak menemukan penyelesaian dan akhirnya menggunung. Tumpukan stres ini akhirnya membatasi fungsi sebagai manusia; mengurangi motivasi beraktivitas dan kemampuan berpikir.
Ada dua solusi yang bisa digunakan untuk meredakan stres.
Menyelesaikan penyebabnya
Solusi yang pertama adalah menyelesaikan penyebab stresnya. Stres bisa dialami oleh siapa saja mulai dari anak usia sekolah hingga lanjut usia. Penyebabnya pun bermacam-macam mulai dari tekanan pendidikan yang berlebihan, pekerjaan yang tidak sesuai dengan hasrat, atau keharmonisan keluarga. Menyelesaikan penyebab stres berarti menemukan solusi untuk masalah-masalah tersebut.
Sebagai manusia, ikhtiyar memang diperlukan dalam hidup kita. Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa apa yang kita tuju melalui ikhtiyar adalah kebahagiaan kita sendiri. Setiap manusia memiliki kebahagiaan yang berbeda-beda dan batasan kemampuan yang berbeda-beda pula. Jangan sampai ambisi kita yang berlebihan membuat kita justru menjauh dari kebahagiaan kita. Imam Al-Ghazali dalam kitab Kimiya’ As-Sa’adah menjelaskan bahwa jasad adalah kendaraan bagi jiwa. Ketika jasad kita rapuh akibat pola makan dan tidur yang tidak teratur, maka jiwa kita akan juga kesulitan untuk bisa berjalan.
Seyogyanya kita melakukan usaha sesuai dengan kemampuan kita. Ketika kita berusaha hingga melebihi kemampuan kita sehingga mengorbankan waktu dan tenaga kita secara berlebihan, maka jasad kita akan berkurang keberdayaannya. Allah Swt. tidak menyukai yang berlebih-lebihan. Maka sudah sewajarnya kita melakukan segala usaha kita sewajarnya sesuai dengan batas kemampuan kita.
Menyelesaikan perasaannya
Solusi yang ke dua adalah dengan menyelesaikan perasaan stresnya itu sendiri. Ada kalanya penyebab-penyebab stres tidak bisa kita selesaikan. Maka dari itu yang bisa kita lakukan mau tidak mau adalah menyelesaikan perasaan tertekannya. Kita harus bisa menyadari bahwa takdir Allah Swt. jauh lebih berkuasa daripada apapun yang kita usahakan. Setelah berusaha melakukan ikhtiyar semaksimal mungkin, pada akhirnya selalu tiba saat ketika ketika hanya bisa berserah kepada Yang Maha Kuasa.
Pada dasarnya, rasa kecewa bisa muncul akibat harapan kita yang terlalu tinggi dan tidak bisa kita capai. Dengan ber-tawakkal dan menerima kondisi kita yang seperti saat ini bisa mengurangi rasa kecewa dan beban tekanan dari dalam diri kita. Dengan begitu, rasa stres bisa menguap hilang.
Penulis adalah Santri PPMH yang sedang menempuh studi Strata-2 Sastra Bahasa Inggris di Universitas Negeri Malang juga biasa berkicau di @wiqoyil_islama