Menjadi Seorang Dokter, Polisi, Atau Pejabat Pemerintahan (Bagian 2)

Selasa, 21 Jun 2022, 13:50 WIB
Menjadi Seorang Dokter, Polisi, Atau Pejabat Pemerintahan (Bagian 2)
Pekerjaan 2

Akal Pikiran dan Hati Nurani

Anugerah berupa akal pikiran seyogyanya kita syukuri untuk berpikir dan terus belajar. Selama kita masih terus belajar, selama itu pulalah kita membuktikan rasa syukur kita tercipta sebagai manusia. Manusia boleh saja memiliki cita-cita, namun kewajiban kita yang sebenarnya adalah belajar dan menuntut ilmu. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah bahwa Rasulullah Saw. berkata, "menuntut ilmu itu wajib bagi seluruh muslim." Sebuah hadist yang lain bahkan meminta kita untuk mencari ilmu sejak berada dalam buaian hingga mendekan dalam makam.

Sedangkan rizki dan nasib adalah misteri yang berada dalam genggaman Allah Swt. Maka, kita tidak seharusnya risau pada pekerjaan profesional yang kita maupun anak-anak kita akan dapat di masa depan. Allah Swt. telah mengatur segalanya. Ketika kita memiliki sesuatu yang ingin kita pelajari, pelajari saja. Itu karena belajar dan menuntut ilmu adalah wajib. Misal kita tertarik untuk belajar mengenai ilmu kesehatan dan pengobatan, maka kita penuhi kewajiban kita untuk bersyukur dengan belajar ilmu-ilmu tersebut. Sedangkan untuk menjadi seorang dokter adalah keputusan yang berada di tangan Allah Swt.

Begitu pula jika kita tertarik untuk mempelajari ilmu politik dan tata negara.

"Belajar ilmu-ilmu tersebut adalah bentuk kita mensyukuri anugerah yang diberikan Allah Swt. berupa akal dan pikiran kita. Sedangkan akan jadi apa kita di masa depan dengan mempelajarinya; itu sepenuhnya adalah kehendak Allah Swt."

Hati nurani juga perlu kita syukuri sebagai manusia. Marilah menjadi manusia dengan mendayagunakan hati nurani kita. Betapa hewaniahnya jika kita mencita-citakan profesi tertentu hanya karena mengharapkan hal-hal duniawi seperti harta kekayaan finansial maupun derajat di mata sesama makhluk. Kalau kita bercita-cita menjadi seorang dokter dengan tujuan menimbun harta, tidak ada bedanya antara kita dengan tikus tanah yang menimbun makanannya. Pun begitu jika kita bercita-cita menjadi seorang pejabat daerah hanya karena mengharapkan derajat di mata sesama makhluk; maka tidak berbeda kita dengan seekor serigala yang saling melukai hanya untuk menjadi kepala kawanan.

Peran Dalam Tempat Persinggahan

Dunia hanyalah tempat persinggahan sebelum kita kembali kepada Allah Swt. tujuan kita yang sebenar-benarnya. Selama dalam tempat persinggahan ini, sebaiknya kita tidak lupa alasan kita untuk singgah. Ada peran yang Allah Swt. berikan kepada kita selama dalam kehidupan yang sementara ini. Maka, semoga kita jalani masa persinggahan kita ini sesuai dengan peran yang Dia berikan kepada kita; entah itu dokter, polisi, pejabat daerah, pilot, atau apapun. Semoga kita terus belajar supaya peran yang Allah Swt. berikan bisa kita jalankan dengan maksimal. Dan semoga kita bisa menjalani hidup ini sebagai manusia seutuhnya di mana jasad adalah alat bagi akal pikiran dan hati nurani yang dianugerahkan kepada kita.

Hikmah 
Wiqoyil Islama

Penulis adalah Santri PPMH yang sedang menempuh studi Strata-2 Sastra Bahasa Inggris di Universitas Negeri Malang juga biasa berkicau di @wiqoyil_islama

Bagikan