Ratib al-haddad adalah amalan yang sangat mulia karena berisi ayat-ayat dan rangkaian doa yang di ambil dari Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW. Dengan mengamalkan rotib ini, seseorang akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar, terutama untuk ketenangan hati. Allah SWT menegaskan dalam QS. Ar-Ra’ad ayat 28, sebagai berikut:
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Ratib al-haddad disusun oleh seorang al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alawy al-Ḥaddad. Habib Abdullah bin Alawy al-Ḥaddâd adalah seorang da’i yang berdakwah dengan baik dan penuh hikmah, bahkan beliau sampai dikenal dengan sebutan “Quthubud Da’wah Wa al-Irsyad”. Diantara keistimewaan ratib ini adalah memelihara iman, menjaga batin, serta mendapatkan ketenangan. Al-Habib Ahmad bin Zain al-Habsyi berkata; "Barangsiapa membaca Ratib al-haddad dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, dia akan mendapatkan lebih dari yang dia harapkan".
Ratib al-haddad ini sangat dianjurkan dibaca secara bersama-sama dalam majelis dzikir. Sedangkan ketentuan waktu membacanya dijelaskan dalam penjelasan berikut:
وينبغي أن يرتبه كل مرید صادق سيما إن كان صاحب الراتب واسطة له إلى الله تعالى فإن رتبه بعد صلاة العشاء والصبح فذلك هو الاكمل ويكفي ترتيبه في اليوم والليلة مرة والأفضل بعد صلاة العشاء وفى رمضان يقدم هذا الراتب على صلاة العشاء
“Sepatutnya bagi seorang murid untuk membaca ratib ini, terlebih ketika penyusun ratib ini merupakan perantara baginya menuju Allah ta’ala. Membaca ratib al-haddad setelah shalat isya’ dan subuh adalah waktu yang paling sempurna, namun dianggap cukup jikalau dibaca satu kali dalam sehari semalam. Waktu yang paling utama untuk membacanya adalah setelah shalat isya’. Sedangkan di bulan Ramadhan, pembacaan nya didahulukan dari pelaksanaan shalat isya’” (Syekh Abu Bakar bin Ahmad al-Maliabar, al-Imdad bi Syarhi Ratib al-Haddad, Hal. 55)
Membaca Ratib al-haddad sangat dianjurkan di tempat sepi, menghadap kiblat, serta dalam keadaan wudhu lantas menyebutkan hajatnya, sehingga apa yang diinginkan dikabulkan oleh Allah. Dengan membaca Ratib Al-Haddad, maka kita akan terhindar dari sifat kemunafikan dan tindakan zalim. Dijelaskan di dalam kitab Wirdul Imam Al ‘Allamatud Dunya bahwa sebagian ulama salaf berkata, khasiat Ratib Al-Haddad antara lain dapat memanjangkan umur, menyebabkan husnul khotimah, dan dapat menjaga dari segala bencana, baik di daratan, lautan, dan di udara. Selain itu, orang yang membaca wirid ini juga akan memperoleh kemudahan dalam menyelesaikan persoalan dunia dan akhirat. Orang yang istiqomah membacanya juga akan tertolong dalam menghadapi musuh-musuhnya. Apabila sebuah rumah dibacakan Ratib al-Haddad maka 40 rumah di sekitarnya pun akan terjaga dari bencana kebakaran dan pencurian. Bahkan, siapa yang membaca Ratib al-haddad tidak akan terkena serangan sihir.
Dari kutipan di atas dijelaskan bahwa khasiat membaca Ratib Al-haddad sangat banyak sekali. Semoga kita dapat mengamalkan Ratib al-haddad ini dengan istiqamah serta mendapatkan keberkahan dari penyusun Ratibul Haddad, Syekh Abdullah bin ‘alawi al-Haddad. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Penulis adalah santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang sekaligus mahasiswa Jurusan Sastra Arab di Universitas Negeri Malang.