Mengambang Tak Tenang Menyelam
Bintang hanya mengintip saja di balik mendung kelabu dan langit hitam. Sedangkan perahu dan aku seorang sedang diombang-ambing gelombang. Titik-titik itu mengerlip saja dari atas. Bulan juga seperti tak mau melihat air laut yang bergoyang menghantam perahuku berulang. Aku yang sekecil ini semakin merasa kerdil di atas bidak perahu yang tak mau pulang karena tabung persediaan solar jatuh dan dilahap air. Belum lagi badai dan terjangan angin. Aku semakin merasa bukan siapa-siapa.
Sudah seharusnya aku pulang jam segini dengan ikan yang kuperoleh. Namun, apa bisa dibuat jika mesin tak mau jalan. Aku hanya diam saja melihat lampu yang makin remang. Sedangkan, langit terus membentang tak mau dikira. Langit masih menyombongkan diri karena merasa di atas segalanya; bumi beserta isinya hanya bisa melihat dari bawah. Dan, malam ini tampangnya semakin mengerikan dengan badai dan petir yang terus-terusan memekik lantang. Dalam hati aku hanya bisa bilang, “Ampuni dosaku Ya Allah, ampuni dosaku, ampuni dosaku, ampuni dosaku, lindungi keluargaku,” gumamku sambil mengurung diri di bawah atap perahu.
Dalam benakku semakin terbayang saja bagaimana caraku mati. Aku makin pasrah tak mau meronta. Habis cara aku menentu cuaca. Hujan makin nyerocos saja. Gelombang ikut meninggi juga. Berharap apapun, tetap saja aku bukan siapa-siapa. Siapa yang tahu kalau tabung solarku akan jatuh dan tenggelam lebih dulu. Dan, siapa akan mengira kalau habis ini giliran perahuku, dan kemudian aku. Ah, bodohnya. Kenapa tak kututup saja tabungku tadi. Bodohnya aku baru menyadari saat tabungku tiada. Ya Allah hamba menanggung beban keluarga. Rejeki mereka, sedikit banyak menjadi tanggung jawab hamba. Dan, tetap saja Engkau lebih berkuasa. Engkau berkehendak. Engkau yang Maha segalanya.
Kalau memang sudah waktunya, aku akan menerima dikubur di antara gelombang dan ikan berenang, lenyap atau mengambang, pulang atau hilang, dititil ikan kecil atau dicokot ikan besar, kelaparan atau tenggelam, kelaparan atau tenggelam, kelaparan dan tenggelam. Hamba pasrah. Engkau Maha pengasih lagi maha penyayang, tolong jaga keluarga hamba. Beri mereka makan dengan menu yang enak nan jarang. Dan, beri hamba ketenangan cahaya fajar. Amin.
Ah, benar saja. Mendung dan hujan hilang. Hari sudah fajar. Air sudah tenang. Engkau benar Maha pemurah. Tolong beri hamba solar. Hamba ingin pulang saja. Amin.
Ah, benar saja. Engkau Maha pemurah. Tabung solar tiba-tiba mengambang. Engkau Maha besar. Tiada Tuhan selain Engkau. Tolong beri hamba tambahan ikan. Ikan segini kurang, Ya Allah. Amin.
Ah, benar saja. Baru saja menjala, sudah segini banyaknya ikan tersangkut.
Engkau Maha penyayang. Segala puji bagi Engkau. Ikan sebanyak ini butuh timbangan banyak dan berkali-kali. Engkau penguasa langit dan bumi. Hamba tidak punya siapa-siapa di lautan lepas. Hanya Engkau, Tuhanku. Yang Maha menemani lagi Maha pengasih. Aku akan pulang dan banyak bercerita tentang hal ini. Engkau Maha pengasih, Ya Allah. Beri hamba jalan yang mudah. Hamba ingin pulang tanpa menggunakan mesin dan tenaga. Mudahkan jalan hamba, Ya Allah.
Ah, benar saja. Gelombang riang mengantarku pulang. Lumba-lumba jumpalitan di antara luasnya lautan. Langit semakin terang. Hamba sholat subuh dulu. Oh, ke sana arah kiblat.
Engkau Maha besar, Ya Allah. Keagungan-Mu ‘Kau tunjukkan begitu rupa. Hamba bukan siapa-siapa. Di tengah lautan-Mu hamba bukan siapa-siapa.
Ah, benar saja. Ini sudah tak jauh dari dermaga. Sebentar, Ya Allah. Gelombang berhenti meriak. Lumba-lumba masih jumpalitan, tapi ke arah tengah laut. Aku tidak ingin cerita ini habis di sini. Ingin kuceritakan banyak kepada anak dan istriku. Ingin kuceritakan banyak kepada tetangga, saudara, dan penduduk desa. Ingin aku, cerita ini sampai kepada cucu-cucuku, anak dari cucuku, cucu dari cucuku, anak dari cucunya cucuku, begitu seterusnya. Dan, ini akan sangat membahagiakan. Engkau Maha besar, Ya Allah. Maha pemurah lagi Maha penyayang. Engkau begitu dekat dengan kami, melebihi dekatnya sela-sela terkecil yang ada, hanya kami yang sering lupa, lalai, dan menjauh. Engkau Maha besar. Kabulkan permintaan hamba. Hamba ingin bertemu Rasulullah.
….
….