Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menjelaskan, Rasulullah saw membaca istighfar dan meminta ampun kepada Allah sampai 70 kali dalam sehari semalam. Sedangkan riwayat dari Imam Muslim mengatakan bahwa Rasulullah membaca Istighfar dalam sehari semalam sebanyak 100 kali. Berdasarkan hadist tersebut, Imam Abu Hasan asy-Syadzili memerintahkan kepada muridnya untuk senantiasa beristighfar kepada Allah swt. Bisa dibayangkan bahwa Rasulullah yang maksum (terjaga dari perkara dosa) selalu melafadzkan istighfar sebanyak itu, bagaimana dengan diri kita yang tidak terjaga? Seharusnya lebih banyak dari dari apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw.
Adapun waktu dan fadilah dalam melafadzkan istighfar. Pertama, pagi dan sore hari. Diriwayatkan dari Ibnu Majah, setiap hari malaikat yang bertugas pencatat amal selalu membawa laporan amal. Allah swt tidak melihat apa yang di dalamnya, kecuali pada awal dan akhir catatan. Dan Allah berfirman, Aku ampuni dosa hamba-Ku yang tercatat di awal dan akhir catatan ini. Maka, beruntung bagi mereka yang catatannya penuh akan permohonan maaf (istighfar).
Kedua, pada waktu sulitnya persoalan ekonomi. Dalam riwayatnya Ibnu Hibban mengatakan, siapa yang membiasakan diri melafadzkan istighfar, maka akan diberikan jalan keluar dari setiap kesempitan, dilapangkan dari setiap kesusahan, diberi rizki dari manapun arah yang tidak pernah terduga.
Ketiga, saat larut akan perbuatan maksiat mapun dosa. Imam Hakim meriwayatkan bahwa malaikat pencatat amal tidak langsung menulis dosa seseorang; ditunggu beberapa saat. Bila seseorang sadar akan hal tersebut dan segera meminta ampunan kepada Allah swt, maka akan diampuni dosanya (tidak dicatat kesalahannya) dan di akhirat nanti tidak akan disiksa.
Keempat, setelah melakukan perbuatan baik. Melafadzkan istighfar dalam hal ini sebagai bentuk manyadarkan manusia. Bahwasanya apa yang dilakukannya belum tentu sempurna. Mungkin, masih banyak kesalahan, kekurangan maupun cacat (baca: tidak khusyuk, bercampur ujub, riya’, dll). Rasulullah saw saja membaca istighfar sebanyak 3 kali sehabis melakukan sholat maktubah. Maka seharusnya, setiap manusia hendaklah meminta ampunan kepada Allah setiap saat, dimana pun anda berada, setelah melakukan dosa maupun tidak. Dalam firman-Nya, mengatakan “Allah tidak akan menyiksa mereka yang senantiasa meminta ampun” (Qs. al-Anfal: 33). Jadi, sudahkan anda beristighfar hari ini? Semoga kita senantisa dalam naungan magfirah Allah swt, dilapangkan hatinya, dan dimudahkan segala urusan. Aamiin, Wallahu a'lam bishawab.
*) Disarikan dari pengajian KH. Ahmad Muhammad Arif Yahya
Tim redaksi website PPMH