Jalur Kebahagiaan Seorang Hamba

Oleh: Ach Alwi
Kamis, 24 Ags 2023, 10:50 WIB
Jalur Kebahagiaan Seorang Hamba
Ayat Ketakwaan

Bismillah diawali dengan nadhom dari Kitab Kifayatul Atqiya’

تقوى الاله مدار كل سعادة # وتباع أهوا رأس شرحبائلا

“ bertakwa kepada Allah adalah pangkal dari segala kebahagiaan, sedangkan mengikuti hawa nafsu adalah pangkal dari segala tipu daya”.

Pada umumnya kebahagiaan diukur dengan bergelimangnya harta benda, mepunyai jabatan yang tinggi, rupa yang menawan, keturunan konglomerat dan sesuatu yang berkaitan dengan duniawi.  Tetapi kebahagiaan tersebut bisa saja sirna dengan sangat cepat. Tak dapat dipungkiri bahwa Kebahagiaan semacam itu adalah titipan dari Allah SWT. Sejarah mencatat kisah Qorun, seorang yang kaya raya namun sangat kikir dan sombong sehingga Allah menenggelamkannya bersama harta yang ia banggakan. Sejarah juga mengabadikan kisah Firaun yang sombong atas kekuatan dan kekuasaan yang ia miliki lalu Allah binasakan. Hendaklah kita mengambil hikmah dari kisah Qorun dan Firaun bahwa kebahagian dunia akan lenyap jika tidak disandingkan dengan ketakwaan.

Ketakwaan merupakan wasiat Allah bagi seluruh umat baik bagi umat terdahulu, sekarang maupun umat pada masa mendatang. Adapun seorang hamba yang berusaha menjalani hidup dengan ketakwaan dan senantiasa  meniti jalan menuju Allah disebut dengan seorang salik. Dalam Kitab Kifayatul Atqiya’ karya Sayyid Bakri Al-Makky bin Sayyid Muhammad Syatho Ad-Dimyati takwa diibaratkan dari suatu tindakan yang mengikuti perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangannya, baik secara dhohir maupun bathin, disertai perasaan pengagungan, segan, khawatir dan takut kepada Allah. Jalur kebahagiaan akan dapat dirasakan Ketika seseorang menempuhnya dengan mujahadah serta tujuan hanya akhirat semata. Jika kita mengejar dunia maka akhirat tidak akan dapat, akan tetapi jika kita mengejar akherat maka dunia akan mengikuti. Sebagai ibarat, perjalanan seorang salik menuju akherat adalah perjalanan terjauh sedangkan perjalanan yang berorientasi duniawi hanyalah sebuah perjalanan dekat. Tatkala seorang salik menuju perjalanan terjauh secara otomatis perjalanan yang dekat akan terlampaui. Tak heran, seorang hamba yang bertakwa memiliki perasaan rindu untuk beranjak menuju negeri akherat sebagaimana Allah Swt berfirman.

 وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا لَعِبٞ وَلَهۡوٞۖ وَلَلدَّارُ ٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ

Kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu  sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? [Surat Al-An'am: 32]

Berikut Lima diantara faidah seorang hamba yang bertakwa kepada Allah Swt. Pertama, Akan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah dimanapun berada. kedua, Akan mendapatkan ilmu ladunni yaitu ilmu yang diberikan Allah kepada orang-orang shaleh melalui ilham. Di dalam ilmu tasawuf disebut “ilmu mukasyafah”. Ketiga, Akan diberikan jalan keluar dari segala kesulitan, pahala yang agung dan akan mendapatkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. keempat, Akan mendapatkan surga. Kelima, Kemuliaan didunia dan akhirat

Sudah sepatutnya seorang muslim menjadikan kehidupan dunia sebagai wasilah untuk menuju kehidupan akhirat yang bahagia. Pada Kitab Kifayatul Atqiya’ terdapat riwayat seorang sufi yang mendendangkan sepotong syair “ketika dalam perjalanan ini engkau tidak membawa bekal (takwa), kemudian setelah kematian engkau berjumpa dengan orang yang membawa bekal, maka engkau akan menyesal karena tidak bisa sepertinya. Dan sungguh engkau tidak pernah melakukan persiapan sebagaimana persiapan yang telah dia lakukan”. Bagi seorang salik yang meniti jalan menuju Allah dengan perlahan, alangkah baiknya selalu berhati-hati dan menjaga diri dari tipu daya hawa nafsu yang dapat menjerumuskan ke dalam kemaksiatan. Rasulullah Saw bersabda “sesungguhnya sesuatu yang sangat aku takutkan atas umatku adalah mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan akan hidup lama di dunia. Karena mengikuti hawa nafsu itu akan menghalangi kebenaran, sedangkan berangan-angan hidup lama di dunia  itu akan menyebabkan lupa akhirat”.  Pada nadhom awal telah dipaparkan sangat jelas bahwa mengikuti hawa nafsu adalah pangkal dari segala tipu daya. Maka kendalikanlah hawa nafsu itu dengan ketakwaan dan ketaatan kepada allah. Wallahu a’lam bisshawab.

من يتق الله فذلك الذى # سيق إليه المتجر الرابح

“Barang siapa bertakwa kepada Allah # Maka diberikan kepadanya perdagangan yang beruntung”.

Tasawuf  Sufi  Kunci Kebahagiaan  Kifayatul Atqiya'  Ketakwaan  Hamba Takwa  Bahagia 
Ach Alwi

Penulis adalah santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang sekaligus mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Bisa dihubungi melalui akun IG @mimbar_impian

Bagikan