Ibadah yang menawarkan kemudahan bagi diri kita untuk menjalaninya. Sejarah nabawiyah menceritakan bahwa dalam kejadian isra’ mi’raj, Nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah agar berkenan memberikan kemudahan untuk umat Nabi dalam hal shalat. Shalat yang pada mulanya diwajibkan sebanyak 50 rakaat, tapi karena sifat Rohman dan Rohim Allah-lah yang diberikan pada diri kita, hanya diwajibkan menjadi shalat lima waktu saja.
Tentunya salah jika kita masih berpendapat kalau ibadah dalam Islam itu sulit. Orang yang mengatakan hal itu berarti masih belum memahami arti Islam pada intinya, yang sudah dijelaskan mempunyai tiga kandungan makna salama, silmun, dan aslamun. Islam bersifat Universal. Dengan sifat tersebut, Islam bisa berkembang dan diterima oleh penduduk dengan tingkat kefleksibelasnya di segala zaman.
Kita terkadang mengalami kebosanan jika harus selalu bersikap serius. Hati juga mengalami kejenuhan sebagaimana tubuh juga mengalami hal yang sama. Rohman dan Rohim Allah-lah yang menolong kita. Seorang muslim tidak dibebani kecuali dengan sesuatu yang ia mampu. Rasulullah SAW memperingatkan para sahabatnya ketika melihat mereka (para sahabat) banyak melakukan Ibadah khususnya shalat malam, dari Aisyah ra., "Rasulullah SAW bersabda: Ambillah amal-amal yang kamu kuat mengerjakannya, sesungguhnya Allah SWT itu tidak memberatkan kalian hingga kalian merasa berat. Sesungguhnya amal yang dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan terus–menerus walaupun itu sedikit.” (HR. Syaikhani).
Dalam hadits lain yang diriwayatkan Abi Hurairah ra., Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya agama itu mudah, dan tak seorang pun mempersulitnya kecuali ia akan dikalahkan, maka berbuat benarlah (benar yang tidak berlebih-lebihan), sederhana sajalah (jika tak mampu melaksanakan dengan sempurna maka yang mendekati sempurna saja), dan bergembiralah (dengan pahala yang dilaksanakan terus-menerus walaupun sedikit)” (HR. Bukhari dan an-Nasa’i).
Persoalan mengenai tawaran atau kemudahan dalam beribadah yang diberikan oleh Islam telah jelas, tinggal bagaimana sikap kita dalam menerima tawaran tersebut. Bagaimana eksistensi kita dalam menjalankan ibadah yang mudah baik sebagai aktor orang muslim yang bertaqwa baik dalam hal shalat, zakat, puasa maupun haji. Itu semua syari’at yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dengan beberapa ketentuan yang diberikan kepada kita dan perintah tersebut juga masih memberikan keleluasaan bagi kita yang menjalani dengan hati yang bersih dan sungguh-sungguh.
Semua itu memberikan wawasan Islam universal pada diri kita, Islam yang memberikan tawaran kemudahan dalam ritual ibadahnya. Kita menjadi kebal dengan isu-isu yang mengatasnamakan Islam ahumanis, tak sosialis dan tak manusiawi; mendoktrin secara keras dan otoriter terhadap pemeluknya. Semua itu salah, Islam memberikan kebebasan penuh, walaupun kebebasan tersebut harus masih sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Al-Qur’an adalah kitab yang pertama yang harus senantiasa dibaca dan dikaji semua umat muslim. Melalui Al-Qur’an Allah memerintahkan manusia menggunakan segenap kemampuan penalarannya untuk memahami kebenaran tersebut. Tujuannya adalah membersihkan dan mensucikan hati orang-orang yang beriman.
Semoga uraian singkat ini bisa membantu diri kita untuk meningkatkan ahwal ibadah kita supaya dapat mencapai derajat yang lebih tinggi dalam hal ibadah ruhiyyah. Selain itu, semoga ibadah kita bisa menghantarkan diri kita kejalan yang kita inginkan yakni kesadaran tinggi atau kesadaran murni (pure consciousness), dengan memahami dan merasakan kenikmatan dalam beribadah yang tanpa ada rasa berat dan keterpaksaan suatu apapun. Dan dari keikhlasan tersebut membawa ketenangan pada ruhiyyah kita.