Gading. Senin (16/5) pagi kemarin, pondok pesantren Miftahul Huda Gading mengadakan sebuah pertemuan penting yang akan menjadi cikal catatan sejarah di masa mendatang. Ya, Gedung Halaqoh dengan tiga lantai yang berada di barat pondok akhirnya selesai dibangun dan kini telah diresmikan. Peresmian gedung baru ini sekaligus menjadi tanda awal kepengurusan IKA-PPMH masa Khidmah 2022-2027 dengan dilakukannya pelantikan pengurus pusat Ikatan Almuni Pondok Pesantren Miftahul Huda (IKA-PPMH) yang baru.
Acara ini dimulai dengan pemotongan tali pita dan pengesahan tanda tangan oleh Pengasuh bersama Mustasyar PPMH di atas prasasti yang diiiringi dengan sholawat Nabi. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, laporan ketua pembangunan, prosesi pelantikan dan doa oleh Pengasuh PPMH, serta sambutan oleh Mustasyar PPMH.
Almukarrom Romo KH. Ahmad Muhammad Arif Yahya, selaku pengasuh PPMH menyampaikan sebuah statement di awal sambutannya sebelum melantik pengurus baru dengan mengutip maqolah Sayyidina Ali;
لا إسلام إلا بالجماعة و لا جماعة إلا بالإمارة و لا إمارة إلا بالطاعة . (أو كما قال)
"Tidak ada Islam kecuali dengan berjamaah, tidak ada jamaah kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan kecuali dengan dengan ketaatan".
"Pengurus pusat IKA-PPMH yang sebelumnya dinahkodai oleh Kyai Syaif'an, kini beralih kepada Kyai Imron. Dengan dilantiknya pengurus yang baru ini, Pengasuh berharap agar pengurus yang telah diberikan mandat bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Selain itu, kepengurusan Kyai Imron juga diharapkan dapat menyelesaikan bangunan gedung halaqoh hingga 100%, mengingat masih ada sekitar 10% lagi fasilitas gedung yang harus dilengkapi seperti sound system, dan kasur untuk ruang penginapan," ujar Bapak H. Sulthon selaku ketua panitia pembangunan.
Rencananya, Gedung Halaqoh ini nantinya akan digunakan sebagai gedung serbaguna dimana di lantai satu bisa menjadi aula sekaligus tempat parkir, lantai 2 untuk penginapan, dan lantai 3 untuk ruang pertemuan.
Menurut beliau, pembangunan gedung halaqoh yang dimulai sejak tahun 2018 ini terus mengalami perkembangan yang signifikan, mulai dari mempondasi hingga akhirnya dapat berdiri bangunan dengan tiga lantai. Harapan besar itu rupanya mendapat respon hangat dari ketua IKA-PPMH yang baru, Kyai Imron dalam sambutannya yang menyampaikan Insya Allah akan siap melanjutkan program kerja kepengurusan sebelumnya dan melengkapi fasilitas gedung halaqoh sebelum Haul Almarhumin ke-52 pada 29 Mei 2022 nanti. Selain meminta restu dan dukungan, Kyai Imron selaku ketua IKA-PPMH yang baru juga berinisiai untuk memaksimalkan kontribusi alumni dengan melakukan gerakan "1 Juta 1 Alumni" dengan harapan bisa menunjang pembangunan pondok yang senantiasa berkelanjutan.
Senada dengan itu, Bapak H. Sulthon selaku ketua pembangunan juga menyampaikan dalam laporannya bahwa kontribusi alumni cukup besar dalam hal pembangunan. Sementara itu, Al-mukarrom Romo KH Muhammad Baidlowi Muslich selaku Mustasyar PPMH memberikan arahan yang lebih mendetail. Beliau mengawali sambutannya dengan menceritakan kisah Nabi Musa ketika diberikan nikmat oleh Allah mengucapkan
هذا من فضل ربي ليبلوني أأشكر أم أكفر
"Ini semua adalah karunia dari Tuhanku, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau malah kufur" .
Romo Yai mengingatkan kita semua agar senantiasa bersyukur dan tidak boleh takabur. Berdirinya gedung halaqoh ini, menurut beliau telah menghadapi tantangan lika-liku yang cukup panjang. Seandainya dulu tanah ini tidak dibeli oleh Pondok, bisa jadi pondok Gading tidak memiliki wajah, lantaran akses masuk dari jalan raya akan dipenuhi dengan toko-toko milik para pengusaha. Alhamdulillah, bersyukur Allah SWT masih menyelamatkan kita. Asma-asma Allah SWT akan tetap selalu berdengung di gedung ini meski diapit oleh toko-toko. Ujar Romo Yai ketika menceritakan sejarah berdirinya gedung tersebut.
Di samping itu, Romo Yai juga berharap besar agar gedung yang ada digunakan dan bermanfaat besar bagi umat Islam. Baik gedung halaqoh maupun poliklinik yang berada di sebalah utaranya. Beliau juga menjelaskan adanya toko usaha milik pondok yang berada di sepanjang kanan kiri gapura untuk memberikan persepektif ekonomi di masyarakat. Bahwa pondok pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama semata, namun juga mendidik kemandirian ekonomi. Karena untuk menjalankan ibadah tentu membutuhkan dunia sebagai wasilah. Beliau mencontohkan untuk melaksanakan sholat butuh pakaian untuk menutup aurat, untuk membayar zakat butuh harta, lebih-lebih untuk melaksanakan ibadah haji yang membutuhkan biaya tidak sedikit. Maka, wasilah sama-sama menjadi hal penting yang harus diupayakan (للوسائل حكم المقاصد). Pemahaman tentang dunia bukan berarti selalu buruk, namun tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Di akhir sambutannya, Romo Yai menekankan lagi bahwa jangan sampai gedung yang sudah dibangun ini tidak atau kurang bermanfaat. Maka sekiranya perlu dibuatkan jadwal penggunaan gedung. Misalnya hari ini jam sekian kegiatan apa, hari besok apa dst. Ujar Romo Yai mencontohkan.
Acara kemudian diakhiri dengan pemotongan tumpeng dan ramah tamah.