Salah satu keistimewaan dari bulan Robi’ul Awal adalah bulan kelahiran manusia yang paling sempurna dalam segala hal di dunia ini, yaitu Baginda Nabi Muhammmad SAW. Tepatnya pada hari Senin, tanggal 12 Robi’ul Awal di Tahun Gajah (‘am al-fil). Berikut ini akan ditulis sebagian dari kesempurnaan Nabi Muhammad SAW dari berbagai sudut pandang yang dinukil dari Kitab Muhammad al Insaan al Kaamil karya Sayyid Muhammad Alawi al Maliki al Hasani as Syafi’i.
Mengapa Nabi Muhammad SAW adalah Manusia yang Paling Sempurna?
Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia yang paling sempurna dalam segala hal. Ada tiga alasan mengapa Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang paling sempurna. Tiga alasan itu: Pertama, Islam adalah agama terakhir. Kedua, Pembawanya lebih agung daripada risalah yang dibawanya. Ketiga, Nabi Muhammad adalah manusia sempurna dalam segala hal.
Islam Agama Terakhir
Islam adalah agama terakhir, tidak ada agama lagi sesudahnya. Agama Islam tidak akan digantikan oleh agama apapun, seperti dalam firman Allah SWT surat Al-Ahzab (33): 40 yang artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Utusan Allah dan penutup para Nabi”. Sebagai agama terakhir, Islam memuat hukum, akhlaq, undang-undang, dan ajaran-ajaran lain sehingga agama Islam adalah agama yang berlaku sepanjang masa, kekal, dan abadi. Agama islam memenuhi hajat setiap insan di segala waktu dan tempat, yang mengatur kebutuhan hubungan antar manusia (hablu min an-nas). Islam menjadi pedoman yang sanggup mengantarkan manusia untuk meraih kebahagiaan yang hakiki.
Pembawa Risalah Islamiyah adalah Lebih Agung daripada Risalah yang Dibawanya
Jika agama Islam adalah agama yang lurus, sempurna, terjaga, berlaku sepanjang masa, serta sempurna dari semua segi. Maka tentulah pembawanya harus orang yang sepadan juga atau bahkan lebih tinggi kedudukannya dengan risalah yang dibawanya. Dan seperti yang kita tahu bahwa sosok manusia yang paling sempurna adalah Nabi Muhammad SAW yang merupakan Nabi dari para Nabi. Nabi Muhammad SAW yang agung adalah orang yang unik, dimana dalam melaksanakan risalahnya, begitu baik, sangat cekatan dan cepat dalam keputusannya. Beliau adalah orang yang paling toleran, paling dermawan, makan dengan sederhana, dan seperti orang biasa duduk di atas tanah bersama orang lain. Rasulullah SAW memiliki pengaruh yang paling penting, kepribadiannya yang kuat dan sikapnya yang berani memiliki pengaruh yang mendalam dan meluas pada setiap orang. Ucapan dan diammya, keduanya penuh dengan kebijaksanaan dan poin-poin konstruktif. Bahkan Sahabat Nabi, Anas bin Malik RA mengatakan, "Selama sepuluh tahun saya menemani dan melayani Nabi Allah. Saya bersumpah demi Allah, ia tidak pernah mempermalukan atau mencela siapa pun yang menyakitinya dan menyiksa seseorng karena melakukan sesuatu dan tidak pernah menyalahkan saya."
Nabi Muhammad adalah Manusia Sempurna
Tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia sempurna. Sempurna dalam segala-galanya. Sempurna dalam bentuk dan rupanya. Sempurna dalam budi pekerti dan perangainya. Sempurna dalam perilaku. Sempurna secara lahir dan batin. Sempurna dalam arti yang sebenar-benarnya. Dan dijauhkan dari cacat dan kekurangan. Rosululloh SAW merupakan sosok manusia sempurna yang serba bisa. Dalam buku “Muhammad SAW Manusia yang tidak seperti Manusia” karya Ahmad Zarkasih dijelaskan, yang dimaksud serba bisa disini dalam artian bahwa Nabi Muhammad adalah pribadi yang bisa dicontoh oleh semua kalangan dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda-beda. Dijelaskan juga bahwa sulit untuk menemukan sosok manusia sempurna seperti Nabi Muhammad SAW, sehingga itu sebabnya Allah SWT menjadikan beliau sebagai contoh suri teladan yang baik (uswatun hasanah) bagi seluruh umat manusia. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al- Ahzab (33) : 21 yang berbunyi: “Laqod kaana lakum fii Rosuulillahi uswatun hasanatun liman kaana yarjulloha wal yaumal aakhiro wadzakaralloha katsiiroo” yang artinya; ''Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.'' (QS al-Ahzab: 21).
Lahir Manusia yang Memiliki Silsilah Suci dan Sempurna
Rosululloh SAW memiliki silsilah yang suci dan sempurna, seperti yang disebutkan dalam Hadits Nabi yang artinya: “Aku dilahirkan dari perkawinan yang sah sejak dari Nabi Adam hingga ayah dan ibuku, sedikitpun tidak tercemar oleh noda-noda perkawinan jahiliyah” (HR. Thobroni, Ibnu Abu Umar, Ibnu Adi, Ibnu Asakir - Jaami’ al Ahaadits, Juz XII, hal 272). Dalam Hadits lain juga disebutkan bahwa Rasululloh mempunyai silsilah yang suci dan sempurna yang artinya: “Dari Sayyidah Aisyah RA, dari Nabi SAW, dari Jibril AS,. Jibril berkqtq: Aku telah membolak-balikkan bumi ini dari belahan timur hingga belahan barat tapi tidak aku jumpai seorangpun yang lebih utama dari Nabi Muhammad SAW, dan aku juga tidak melihat keturunan seorang pun yang lebih utama dari keturunan Hasyim” (HR. Baihaqi, Thobroni, dan Ibnu ‘Asakir)
Lahir Manusia yang Memiliki Akhlaq dan Sifat Terpuji yang Sempurna
Allah SWT memuji Akhlaq Rasululloh SAW dalam firman-Nya Surat Al-Qolam (68):4 yang artinya: “Dan sesungguhnya Engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”. Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang berakhlak mulia. Sejak usia belia, penduduk Kota Makkah telah menggelarinya al-Amin (orang yang dapat dipercaya). Bahkan, beliau diutus oleh Allah SWT sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menyempurnakan akhlak manusia. Ketika Sa’ad bin Hisyam bin ‘Amr bertanya kepada isteri beliau Sayyidah Aisyah RA tentang ahklaq beliau. Aisyah menjawab: “kaana khuluquhul qur’an” (Akhlaq beliau adalah Al-Qur’an). Hal ini disebutkan dalam Hadits Nabi yang artinya: “Diriwayatkan dari Sa’ad bin Hisyam bin ‘Amr, ia berkata, Aku mendatangi ‘Aisyah lalu aku bertanya padanya, wahai Ummul Mu’minin ceritakan kepadaku tentang akhlaq Rasululloh SAW, maka ia menjawab, Akhlaq nya adalah Al-Qur’an” (HR. Ahmad).
Dengan demikian, dengan adanya sosok manusia agung (Nabi Muhammad SAW) yang terlahir di dunia ini, sudah sepatutunya kita bisa meneladani beliau. Karena, sudah tidak diragukan lagi bahwa perilaku dan perkataan beliau adalah teladan konstruktif bagi kehidupan transenden dan setiap orang yang menginginkan kebahagiaan dan keberuntungan, Bahkan, tidak hanya perilaku dan perkataan beliau saja yang bisa kita teladani, tetapi dalam semua aspek kehidupan beliau adalah teladan. Maka dari itu, sudah selayaknya kita mengikuti teladan abadi ini yang tiada tandingannya. Wallahu A’lam.
*Penulis adalah santri aktif PP. Miftahul Huda, Gading, Malang.
** Tulisan ini disarikan dari buku “Keutamaan dan Amaliyah Bulan Robi’ul Awal” karya KH. M. Shohibul Kahfi
Santri aktif PP Miftahul Huda