ORSABA 2022: Membawa Lebih Dekat dan Penuh Nasihat

Kamis, 15 Sep 2022, 00:15 WIB
ORSABA 2022: Membawa Lebih Dekat dan Penuh Nasihat
Dewan Masayikh dari kiri Gus Sulthon, Gus Fuad, Gus Muhammad, Gus Faruq Bersama Pengurus Pondok dan Peserta ORSABA 2022

Pengetahuan dan wawasan seputar pondok pesantren sebagai sumber ilmu menjadi sesuatu yang penting bagi seorang santri. Menyadari hal tersebut, pengurus Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) Gading menggelar Orientasi Santri Baru (11/9) yang bertujuan untuk mengenalkan budaya thalabul ilmi di Pondok Gading. Berdasarkan penuturan  Bapak Ahmad Rosyid selaku ketua pelaksana, jumlah santri baru yang mengikuti kegiatan Orsaba 2022 sebanyak 74 santri. Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (63 santri baru). Namun apabila menilik pada data yang tercatat di sekretariat pondok, jumlah ini lebih sedikit dari yang seharusnya 90 santri.

Sebagaimana jamak diketahui, selama kegiatan orientasi peserta menerima pemaparan-pemaparan terkait tata aturan, ragam aktivitas kepesantrenan, kemadrasahan, serta budaya yang berlangsung di Pondok Gading. Beberapa pihak yang memberikan penyuluhan adalah pengurus Madrasah Matholiul Huda (MMH), bendahara dan jajaran pengurus pondok,  serta lembaga otonom di Pondok Gading yakni Lembaga Kursus Bahasa Asing (LKBA) dan Lembaga Penerbitan PP Miftahul Huda (LP3MH). Tentu pada kesempatan Orsaba tahun ini Dewan Masyayikh turut memberikan pengarahan beserta nasihat-nasihat seputar thalabul ilmi di Pondok Gading.

Perlu diketahui bahwa pada tahun ini banyak program-program baru yang dicetuskan oleh pengurus pondok. Selain kegiatan wajib berupa diniah ba’da isya dan pengajian subuh terdapat beberapa kegiatan tambahan dalam bentuk ekstrakulikuler di bawah naungan Sie. Kegiatan Pondok Gading seperti kajian khusus ilmu nahwu, ilmu hisab, dan  al-banjari. Selain itu, LP3MH juga menawarkan para santri baru untuk ikut berpartisipasi dalam program internship bidang multimedia dan literasi. Keberadaan program-program tersebut tidak lain adalah respon yang diberikan pengurus pondok setelah sebelumnya melakukan survei bakat minat santri baru. Dengan demikian diharapkan kebutuhan santri dapat terakomodir melalui kegiatan-kegiatan di dalam pondok. Menanggapi hal ini, komentar positif mencuat dari peserta Orsaba 2022.

“Dari informasi yang disampaikan, (kesimpulannya) Pondok Gading yang terlihat dari luar seperti pondok salaf pada umumnya ternyata juga memiliki kegiatan yang tidak ketinggalan zaman dan itu sangat mendukung (bagi) kami” ungkap Sahabat Alawi santri baru Komplek Sunan Drajat.

Terkait dengan nasihat-nasihat untuk santri baru (dan semua santri pada umumnya), Romo Yai Ahmad Arif Yahya berpesan agar para santri berusaha istiqamah shalat jamaah terutama subuh. Beliau juga mengingatkan ihwal bangun pagi “enggal-enggal tangi. Ampun ngerantos di dok dok lawang e (cepat-cepat bangun. Jangan menunggu pintunya (kamar) di dok dok (digedor)”. Tak lupa Romo Yai Ahmad Arif Yahya juga berpesan jangan sampai lupa mendoakan orang tua.

Pada kesempatan yang sama Gus Fuad menuturkan walaupun latar belakang untuk mondok di Gading ada banyak seperti diperintah orang tua, atau karena ikut teman, atau karena memang niat pribadi semuanya harus di tata ulang. Gus Fuad mengajarkan bahwa niat thalabul ilmi ada tiga yakni untuk membahagiakan Nabi Muhammad saw., mencari warisan Nabi Muhammad saw., dan yang terakhir untuk membahagiakan orang tua. Gus Fuad mewanti-wanti “jangan sampai menganggap remeh ketulusan para masyayikh (dalam mengasuh santri)”. Beliau juga mengarahkan para santri agar mengikuti semua kegiatan di Pondok Gading dan menaati semua peraturan yang berlaku. Tidak cukup menata niat, kiranya para santri juga turut menata budi pekerti. Sebagaimana di sampaikan Gus Muhammad bahwa amaliyah tasawuf itu beragam bentuknya, namun intinya hanya satu yakni menata akhlak.

Senada dengan dawuh masyayikh sebelumnya, Gus Sulthon dalam sambutan beliau mengajak para santri untuk menyadari bahwa mondok di (Kota) Malang “gudone katah sanget (cobaannya banyak sekali)”. Dalam menyikapi hal tersebut, dibutuhkan manajemen waktu yang baik yang semuanya itu dikembalikan lagi pada tujuan mondok: yang pertama ngaji baru kemudian sekolah (kuliah). Akhir kata Gus  Sulthon berpesan agar selama di pondok, para santri seyogianya membuat kebiasaan yang baik karena hal itu akan membentuk pribadi ketika nanti berkecimpung di masyarakat.

Santri Pesantren Gading Malang  Santri Gading  Pondok Gading  KH. Ahmad Arif Yahya  Kegiatan Pondok  Gus Muhammad bin Abdurrahman Yahya  Gus Fuad Abdurrohim Yahya  Gus Fuad Abdurrochim Yahya 
Tim Redaksi

Tim redaksi website PPMH

Bagikan