Seminar Fiqih Pernikahan (30/11) berlangsung renyah di Masjid Baiturrahman Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH). Acara seminar dengan tema "Memantaskan Diri, Memantapkan Hati" ini disambut dengan antusias oleh para audiens sampai akhir berjalannya acara. Dalam acara ini, panitia turut mengundang Kiai kondang, Dr. KH. Anas Fauzie, S.Pd., M.Pd. untuk menjadi pembicara.
"Harapan dari diselenggarakannya acara seminar ini adalah agar sahabat santri mengetahui hal-hal terkait pernikahan." ungkap As'ad Syamsul Arifin dalam sambutannya sebagai ketua pelaksana.
Lebih lanjut, Gus Fuad bin Abdurrahim Yahya dalam sambutannya mewakili jajaran Dzurriyah mengungkapkan, "Tujuan dari acara ini adalah agar sahabat santri mempersiapkan diri ke jenjang selanjutnya (baca: pernikahan), tapi memantaskan diri dan memantapkan hati dahulu."
Selain itu, Dr. KH. Anas Fauzie dalam pemaparan materinya juga menyampaikan, bahwa "Beberapa pondasi menuju jenjang pernikahan, di antaranya: pertama, berilmu atau berpendidikan. Sekolah dulu, belajar dulu, bekerja dulu, nikah nanti dulu. Kedua, spiritual (memantapkan diri dalam hal agama). Ketiga, psikososial (memahami dan memperkenalkan diri kepada keluarga calon mempelai). Keempat, psikologis (mempersiapkan diri untuk berumah tangga). Dan kelima, biologis (mempersiapkan diri secara jasmani)."
Setelah sesi pemaparan selesai, dari audiens juga diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan. Baik dari audiens yang hadir secara langsung maupun viewer yang hadir secara daring melalui live streaming di kanal Youtube gadingpesantren38, masing-masing diberi kesempatan untuk bertanya. Sehingga beberapa fenomena mulai dari feminisme, childfree sampai ijazah mencari jodoh pun dibahas dalam sesi tanya jawab tersebut.
Sebelum menutup pemaparan dan sesi tanya jawab, Dr. KH. Anas Fauzie selaku pembicara memberikan kesimpulan, "Kebahagiaanmu belum tentu nikmat Tuhanmu. Ati-ati, ati-ati."