Menghormati Ulama dengan Turut Berpikir Rasional

Senin, 07 Mar 2022, 19:49 WIB
Menghormati Ulama dengan Turut Berpikir Rasional
Proses Pembelajaran Madrasah Diniyah Matholiul Huda (MMH) (Dok.PPMH)

Dalam kitab Ihya' Ulumuddin, Imam Ghazali mengutip kata-kata seorang ahli hikmah yaitu Hasan Basri ra., "Kalau Ulama tidak ada, maka manusia bagaikan binatang."

Kata-kata tersebut menunjukkan betapa mulianya derajat para ulama di dunia. Sebagaimana kita ketahui, guru adalah orang tua yang melahirkan secara rohani. Wujud kita secara fisik memang tidak lagir dari guru kita, namun karakter kita secara rohani dibangun oleh guru-guru kita. Maka, tanpa ulama sebagai guru kita, maka kita hanyalah wujud fisik tanpa rohani manusia yang baik.

Dikatakan bahwa manusia adalah hewan yang berpikir secara rasional. Memang kalau dilihat, wujud fisik manusia tak jauh berbeda dengan umumnya hewan. Bahkan secara klasifikasi makhluk hidup dalam ilmu biologi, manusia termasuk salah satu dari bangsa hewan. Yang membedakan manusia dan hewan adalah akal pikiran. Manusia mampu berpikir rasional, sedangkan hewan-hewan yang lain tidak.

Maka, sebagai manusia hendaknya bersikap dan bertindak layaknya manusia. Kita harus selalu membawa akal dan pikiran rasional kita setiap merenungkan dan memutuskan sesuatu. Ketika dalam kehidupan dunia kita hanya saling berebut makanan, bersaing untuk menjadi ketua kawanan, dan bertindak sesuai hawa nafsu, maka saat itulah kita bersikap layaknya binatang. Dan itu adalah bentuk disrespek terhadap ulama-ulama kita.

Sebagai manusia, sudah seharusnya kita selalu eling lan waspada. Berbeda dengan hewan lainnya, dengan akal dan pikiran rasional, kita bisa memperhitungkan tujuan dan konsekuensi setiap tindakan kita. Dalam bertindak, kita harus bisa mengendalikan emosi dalam diri kita dan menggunakan akal pikiran dalam mengambil keputusan. Ketika kita lalai menggunakan akal pikiran dan bertindak sesuai emosi, saat itulah kita bertindak layaknya binatang. Dan lagi-lagi itu adalah bentuk disrespek terhadap ulama-ulama kita.

Sebagai manusia yang diberkati dengan banyaknya ulama di sekitar kita, sudah seharusnya kita selau waspada dalam berbuat. Kita harus selalu bisa menguasai dan mengendalikan diri. Dengan selalu mempertimbangkan konsekuensi perbuatan yang akan kita ambil, kita menghormati ulama-ulama kita.

Kitab Ihya Ulumuddin  Ulama 
Wiqoyil Islama

Penulis adalah Santri PPMH yang sedang menempuh studi Strata-2 Sastra Bahasa Inggris di Universitas Negeri Malang juga biasa berkicau di @wiqoyil_islama

Bagikan