Bahaya Ghibah - Bagian 1

Selasa, 14 Des 2021, 11:37 WIB
Bahaya Ghibah - Bagian 1
Masjid Baiturrahman, PP. Miftahul Huda Gading Malang. (Foto: Dok. PPMH)

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Hujurat:12)

Dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial tentunya kita akan berinteraksi dan bergaul dengan banyak orang. namun sebagai muslim kita harus pandai membawa diri dan memilih serta memilah dengan siapa kita bergaul. Karena bukan tidak mungkin lingkungan tempat pergaulan kita malah menjadi ladang untuk menuai dosa, salah satu dosa yang sudah membudaya dikalangan masyarakat sekarang adalah ghibah atau menggunjing.

Ghibah atau menggunjing adalah termasuk dosa besar dan Rasulullah sangat membenci hal ini, sesuai dengan sabda beliau yang diriwayatkan dalam kitab Durratun Nasihin karangan Syeikh Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khaubawi, yang artinya: ”ghibah siksanya dahsyat melebihi perbuatan zina. mereka (sahabat) bertanya:”kenapa begitu ya Rasul? Jawabnya: ”sebab demikian: misalkan saja, seorang pria berbuat zina, dan dia bertaubat dan Allah SWT menerima taubatnya(maka habislah perkara)” sedangkan orang yang suka menggunjiing, tidak bisa diampuni secara langsung, tanpa meminta halal atau meminta maaf kepada pihak yang digunjing terlebih dahulu” (H.R. Albaihaqi, Atthabrani, Abu ASysyaikh, ibn Abi Dunia).

Ghibah adalah membicarakan hal-ihwal kejelekan orang lain sesuai dengan fakta atau kenyataanya, dan jika hal-hal yang dibicarakan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada maka hal itu adalah bohong atau fitnah, dan fitnah ini siksanya kelak di akhirat lebih berat dan pedih dari pada siksa ghibah.

Dikisahkan dari Wahab bin Munabbih, ia berkata :”Ketika Nabi Nuh naik kapal yang telah di buat, maka dimuatlah (segala macam hewan) masing-masing berpasang-pasangan, dan termasuk di dalam kapal tersebut sepasang anjing dan sepasang kucing, supaya hewan-hewan yang ada di kapal untuk sementara tidak berkembang biak yang dikhawatirkan akan menyempitkan kapal, kemudian Nabi Nuh mengambil tindakan melarang pasangan hewan-hewan itu melakukan hubungan (kawin) terlebih dahulu sebelum banjir bandang (tsunami) surut.

Alkisah, anjing tidak bisa menahan dirinya untuk tidak melakukan hubungan (kawin) dan hingga akhirnya anjingpun melanggar larangan Nabi Nuh AS, perbuatan anjing tersebut tidak ada yang mengetahui kecuali kucing, setelah menyaksikan perbuatan anjing, kucing langsung mengadukannya kepada Nabi Nuh AS, setelah kucing mengadukan perbuatan anjing dipanggillah anjing oleh Nabi Nuh AS, dan anjingpun mendapatkan celaan dari hasil perbuatanya tersebut, namun anjing tidak mengakui perbuatannya dan di hari-hari selanjutnya anjing melakukan lagi perbuatan yang telah membuat ia malu, kucing mengetahui perbuatan anjing untuk yang kedua kalinya kucing mengadukan perbuatan anjing kepada Nabi Nuh AS, kucing berkata kepada Nabi Nuh: ”Ya Nabi Nuh, aku melihat anjing telah melanggar larangan yang telah engkau berlakuakan kepada kami, dan kalau saja engkau berdoa kepada Allah SWT, pasti nyata bagimu perbuatan anjing yang telah melanggar laranganmu itu.” Maka Nabi Nuh berdoa kepada Allah SWT supaya Nabi Nuh diperlihatkan kebenaran permasalahanya, namun anjing masih tetap melanggar larangan yang telah di buat oleh Nabi Nuh kepada penduduk kapal, kali ini alat fital anjing jantan dan betina terlalu melekat dan sulit dipisahkan. Sementara kucing mengadu lagi kepada Nabi Nuh AS, hingga Nabi Nuh melihat sendiri perbuatan anjing tersebut.

Akibat perbuatan anjing itu, anjing pun merasa sangat malu, dan iapun berdoa kepada Allah: ”Ya Tuhan, bukalah cela (aib) kucing di hadapan makhluk-makhluk lain di saat dia bersetubuh, sebagaimana ia telah membuka cela (aib) kami.” Kemudian doa si anjing dikabulkan oleh Allah SWT, hingga ketika kucing melakukan perkawinan maka makhluk lain mengetahui, karena pasti terdengar teriakan-teriakan yang sangat keras, demikianlah kisah anjing dan kucing yang mana kucing mendapatkan balasan yang setimpal akibat dia suka membuka aib makhluk lain.

Dari Abu Hurairah ra. Nabi Muhammad SAW Bersabda yang artinya sebagai berikut: “Barang siapa yang menggunjing atau berbuat ghibah satu kali sepanjang hidupnya, maka Allah akan menimpakan sepuluh macam derita atau siksa kepadanya, yang pertama; menjadi jauh dari kasih sayang Allah SWT, kedua; para malaikat akan enggan bersama orang yang menggunjing, ketiga; kelak orang yang menggunjing pada saat naza’ (sekarat mati) akan merasakan sakit yang sangat luar biasa, keempat; orang yang menggunjing akan lebih mendekatkan dirinya pada siksa neraka, kelima; menjauhkan dirinya dari kenikmatan-kenikmatan surga, keenam; kelak di dalam kubur orang yang suka menggunjing akan merasakan siksa kubur yang sangat pedih, ketujuh; amalnya akan hangus, kedelapan; Nabi Muhammad akan merasa sangat kecewa karena perbuatan ghibah yang telah dilakukannya, kesembilan; Allah SWT Akan sangat murka kepadanya, kesepuluh; pada saat penimbangan amal kelak di akhirat orang yang suka menggunjing akan menjadi orang yang muflis (bangkrut).


Bagikan