Santri Basmalah Selenggarakan Seminar Santripreneurship di Pondok Gading

Jumat, 31 Jan 2020, 17:52 WIB
Santri Basmalah Selenggarakan Seminar Santripreneurship di Pondok Gading
Seminar Santripreneurship 2020

Kegiatan Malam Jumat (KMJ) di Pondok Pesantren Miftahul Huda kemarin tanggal 30 Januari 2020 di masjid Baiturrahman diadakan dengan acara utama “Seminar Santripreneur” bertajuk “Giat Berwirausaha Mandiri Ala Santri”. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh tuntutan zaman dimana saat ini, seorang santri bukan hanya harus pandai mengaji, namun juga bagaimana bisa mapan secara ekonomi.

Dakwah di era sekarang memang membutuhkan sokongan modal. Syeikh Sufyan At-Tsauri bahkan dalam kitab Hilyah al-Aulia mengatakan, “Siapa saja yang punya harta hendaknya dia jadikan bisnis. Sungguh hari ini adalah zaman, jika seorang itu miskin maka yang pertama kali akan dia korbankan adalah agamanya”.

Panitia yang merupakan sahabat santri “Basmalah” kelas tiga Ulya juga sebelumnya telah mendapatkan banyak laporan mengenai potensi wirausaha santri Gading. “Salah satu yang melatarbelakangi panitia mengadakan acara ini adalah kita mendapatkan laporan ternyata santri Gading itu banyak yang memiliki usaha bisnis. Nah, bagaimana harapannya agar jiwa berwiaruahsa para santri ini lebih meningkat? Kita adakan seminar santripreneur dengan harapan jiwa berwirausaha para santri dapat lebih terarah. Menjalankan bisnis harus menggunakan manajerial yang baik, bukan hanya modal nekat saja," tutur Afif Amrullah, ketua pelaksana seminar tersebut.

Acara dimulai bada sholat Isya’ dengan pembacaan sholawat Burdah bersama serta lantunan kalam Ilahi. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Ust. M. Asruhin, selaku wali kelas tiga Ulya menyampaikan pentingnya menjadi santri yang kuat secara finansial. Beliau menceritakan kisah Imam As-Syafii r.a, bagaiamana ketika masa kecilnya dulu, Imam Syafii mengidolakan ulama zuhud yang miskin. Namun setelah beliau mengenal dan berguru pada Imam Malik r.a, pandangan Imam Syafi’I berubah sebab mengetahui bahwa Imam Malik adalah seorang yang kaya raya. Peristiwa itu berlanjut hingga imam Syafi’i diantarkan oleh gurunya untuk berguru lagi kepada Syeikh Ahmad Asyaibani. Di tempatnya syeikh Ahmad, imam Syfii lebih terkejut lagi sebab syeikh Ahmad lebih kaya dari Imam Malik. Di ruang tamu syeikh Ahmad, terdapat emas-emas batangan yang banyak. Melihat keheranan Imam Syafi’i, syeikh Ahmad memberikan pelajaran bahwa harta benda yang banyak itu lebih baik dipegang oleh orang-orang yang salih daripada dipegang oleh orang-orang yang ahli maksiat. Sebab, di tangan siapa harta itu dipegang, maka akan sangat berpengaruh pada alokasi apa yang akan dilakukan, untuk kepentingan ibadah atau maksiat.

Sementara itu, Ust. M. Qusyairi, mewakili dewan asatid madrasah, juga memberikan motivasi kepada para santri melalui kisah sahabat Abdurrahaman bin Auf yang sudah masyhur di shahih Bukhari. Namun di akhir sambutannya, beliau memberikan catatan penting agar para santri tetap tidak lupa dengan niatnya; harus dilandasi niat beribadah pada Allah SWT. Beliau juga berharap semoga pertemuan malam hari ini membawa kemanfaatan yang besar.

Ust. Rifan Herriyadi, S.S., pemateri seminar, menyampaikan berbagai materi bisnis termasuk tentang keuntungan menjadi pengusaha serta bagaimana cara memulai bisnis. Beliau juga menceritakan bagaimana perjuangann menjadi soerang santripreneur bardasarkan pengalaman beliau. Di akhir sesi materi, beliau mengajak para santri untuk membuat Business Model Canvas (BMC). Hal ini dilakukan guna melatih santri dalam mengembangkan ide bisnis.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi Question and Answer (QnA) di mana santri-santri dipersilakan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar wirausaha untuk didiskusikan bersama ust. Rifan. Acara ditutup dengan pembacaan doa kafaratul majelis serta sholawat singkat.

Kegiatan Pondok 
Bagikan