Lima Tujuan Burdahan ala Habib Jamal bin Thoha Baaghil

Jumat, 31 Des 2021, 18:14 WIB
Lima Tujuan Burdahan ala Habib Jamal bin Thoha Baaghil
Habib Jamal bin Thoha Baaghil

Belakangan ini, Qasidah Burdah marak dilantunkan di berbagai daerah. Di samping hanya sebagai bacaan sholawat rutinan, qosidah ini juga berfungsi sebagai media penyembuh segala macam penyakit maupun menolak bala’ musibah.

Dalam suasana menyambut tahun baru, bertempat di Masjid Baiturrahman Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) Gadingkasri Kota Malang (30/12). Santri Baiduri (Kelas III Ulya) mengadakan acara pengajian dan ijazahan kitab Hasyiyah al-Baijuri ‘ala Matan al-Burdah, yang diisi langsung oleh Habib Jamal bin Thoha Baagil dari Malang. Acara tersebut dihadiri oleh dewan Masyayikh dan segenap santri Pondok Gading.

Dalam pengajian tersebut, Habib Jamal menyampaikan bahwa yang ada di Qasidah Burdah, memuji Rasulullah itu sah-sah saja, dan itu biasa saja bukan dianggap ithra’ (berlebihan) seperti yang diklaim kaum sebelah.

“Ithra’, Rasululllah mengutarakan bahwa jangan mengkultuskan aku seperti kultusnya bani israil memuji berlebihan kepada Nabi Isa. Yang dimaksud adalah pujiannya Bani Israil menganggap bahwa Nabi Isa anaknya tuhan. adapun Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki mendefinisikan ithra’ memuji sesuatu yang tidak ada pada orang tersebut” tutur beliau.

Habib Jamal juga menyampaikan pujian terhadap Rasulullah bukan hanya pada masa Imam Bushiri saja, akan tetapi sudah ada sejak zaman sahabat. Adapun sahabat yang sering memuji kepada Rasulullah adalah sahabat Hasan bin Tsabit, Ka’ab bin Zuhair hingga melahirkan Qasidah Banat Su’ad,  dan Sayyidina Abdullah bin Abbas. “Ini menandakan bahwa pujian kepada nabi itu dibenarkan dan menjadi dasar hukum diperbolehkan bersholawat menandungkan pujian kepada Nabi Muhammad” imbuh beliau.

Selanjutnya, beliau menjelaskan tentang asal-usul terciptanya Qasidah Burdah. Berangkat dari penyakit stroke yang diderita oleh Imam Bushiri hingga bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW dan sembuh dari penyakit tersebut. Terakhir beliau menyampaikan lima hal tujuan membaca Qasidah Burdah.

“Dalam mukadimah Kitab Wasail Wusul ila Samail Rasul karya Syekh Yusuf bin Ismail Annabhany menerangkan tentang keutamaan membaca Qasidah Burdah. Dalam mukadimahnya, Syekh Yusuf menerangkan bahwa maksud beliau menulis keutamaan sifat dan akhlak bukan hanya karena menulis sejarah, memuaskan hawa nafsu, untuk bahan perbincangan ketika di majlis, maupun mencari barakah” tutur beliau.

“Akan tetapi ada yang sangat penting dari tujuan memuji Nabi Muhammad SAW yakni at-Taladzudz (menikmati) terkadang orang yang sangat mencintai nabi, saking nikmatnya menendangkan syair maupun pujian seperti orang gila, hilang kesadarannya. Yang kedua, Taqarrub ilaihi (mendekatkan diri) beliau mejelaskan bahwa pujian yang dilantunkan oleh sahabat Hasan, Abdillah bin Rawahah, dan Ka’ab bin Zuhair bertujuan mendekatkan diri kepada kanjeng nabi. Ketiga, Ta’aruduna limukafaatihi (balas budi). Keempat, Tastad’i Mahabbahtahu (membantu kita mencintai Kanjeng nabi), berkat lantunan pujian tersebut, menambah kita mencintai Rasulullah. Kelima, Ittiba’ wa I’tida’ (mengikuti Rasulullah)” terang beliau.

Di akhir acara, beliau mengakhiri pengajian Qasidah Burdah dengan mengijazahkannya kepada seluruh santri Pondok Gading. Beliau mendapatkan ijazah sanad dari guru beliau yang ada di Yaman yakni Habib Umar bin Hafidz dan Habib Salim bin Abdullah asy-Syathiri.

Shalawat Nabi  Pondok Gading  Keutamaan Shalawat 
Bagikan