KH. Ahmad Mujayyid hadir sembagai pembicara dalam peringatan Maulid Nabi SAW dan Haul Syekh Abdul Qadir Al-Jilani (20/11) di Pondok Pesantern Miftahul Huda. Pada kesempatan tersebut, beliau mengajak hadirin untuk menjalani hidup dengan ceria dan berpikir positif. "Saya tidak mau tua. Tua itu kan fisik. Jiwa? Tidak mau! Ruh (harus) tetap muda," ujar ulama berusia 82 tahun tersebut.
"Kita semua dimuliakan oleh Allah Swt.; dibanggakan, dijanjikan apa yang diminta. Salah (perbuatannya), masih dimaafkan," lanjut KH. Ahmad Mujayyid. Beliau mengutip bahwa kita diciptakan sebagai ahsani taqwim, yang mana berarti manusia adalah sebaik-baiknya makhluk ciptaan Allah Swt. "Maka, kita harus senang; ceria. Tidak perlu stress, gupuh (bingung), dan gundah memikirkan masalah hidup."
Beliau menyampaikan bahwa permasalahan hidup datang karena justru pikiran kita sendiri-lah yang memandang rumit kehidupan. Allah Swt. selalu berada bersama dengan kita. Kita seharusnya mengetahui bahwa dengan hadirnya Allah Swt. dalam batin kita, semua permasalahan yang ada dalam hidup kita bukanlah lagi sesuatu yang berarti.
KH. Ahmad Mujayyid juga mengatakan bahwa berpikir positif bisa membuat hidup kita jadi lebih tenang. Beliau mencontohkan seseorang yang menumpang becak dalam keadaan hujan dengan tirai tertutup dan terjebak macet. Ketika orang tersebut merasa gundah, ingin segera sampai, dan terburu-buru memikirkan tempat tujuannya; maka situasi tersebut akan membuatnya merasa susah. Sebaliknya, jika dia menikmati perjalanannya yang tenang dengan alunan rintik-rintik hujan, maka situasi tersebut akan menyenangkan hatinya. "Khusnudzon; apapun yang terjadi kita harus bisa tenang, ceria; harus bisa bahagia. Barangsiapa khusnudzon kepada Allah Swt, semua akan berjalan dengan lancar," tutur beliau.
Tim redaksi website PPMH