Mengingat begitu hebatnya dunia ini semakin berkembang. Semakin banyak pula tantangan berupa ideologi baru, sudut pandang manusia yang menjauh dari kebutuhan ilahiyah. Semakin hari umat Muhammad berjalan menuju keterpurukan. Anehnya lagi, mereka sudah tahu apa yang terjadi kedepanya. Semakin kompleks problematika umat, semakin besar tanggung jawab dan peran ulama. Namun kekalutan yang terjadi pada zaman akhir, tidak berlaku bagi para zuhad dan ubad, Dunia ini begitu Ringan dan Lunak....
Inna auliya allah laa khoufun wa lahum yahzanun
“ketahuilah sesungguhnya wali2 Allah itu tidak akan pernah takut dan takkan pernah sedih”. Mereka hanya merasa susah jika mereka raib dari Allah ketika melihat sesuatu.
Beralih pada kondisi Jawa Timur, tempat dimana tempat menggelar sajadah, mensyiarkan agama Islam dan juga ladang dakwah. Jumlah umat islam di Jawa Timur melebihi skala umum nasional. Namun sunguh ironis, laporan dari kepoisian Jawa Timur, terdapat 23 Aliran sesat di jawa timur, tidak termasuk dengan aliran kebatinan. Termasuk yang namanya mirip dengan thoriqoh mu’tabaroh, seperti di Jember Thoriqoh Udariyah wa Nasabandiyah yang berpendapat shalat 5 waktu tidak wajib, shalat cukup dengan niat dan tidak diwajibkan shalat jumat. Di Surabaya terdapat juga Al mukhlasin ibadir Rahman, yang tidak mewajibkan puasa. Di Kabupaten Lumajang ada jamaah yang menyebut dirinya sebagai Bani Masyrik, mereka tak percaya hadits Nabi. Di Mojokerto ada aliran santri Loka, nabi gurunapan, tidak ada puasa ramadhan, adanya puasa Selo. Aliran Samawiyah Sumenep, orang Islam tidak perlu naik haji ke kabah, karena Ka’bah sudah ada dalam diri manusia.
Begitu banyak aliran baru tanpa landasan bermunculan, ada juga gafatar yang sempat menggemparkan media. Lagi lagi umat islam tergerogoti dari dalam.
Apabila ditanyakan, hal semacam itu kenapa bisa terjadi ? Siapa yang salah ?
Mungkin mereka sendiri yang tak mau belajar agama dan jauh dari ulama,
yafirruna minal ulama wal fuqoha, akhirnya apa yang sangat dikhawatirkan hadits kanjeng Nabi yakhrujuna minad dunya bighoiri imanin.
Para ulama tidak bisa disalahkan, karena mereka dengan tekun membimbing umat. Ulama sepakat, walaupun orang awam, mereka diperbolehkan untuk memasuki dunia thoriqoh. Tujuan thoriqoh adalah berdzikir kepada Allah, untuk mengingat Allah, bersama sama menuju Allah, dengan kesatuan hati yang selau dan selalu terikat oleh Allah.
Seperti yang diketahui dan laksanakan, amalan yang utama dan pasti ada dalam thoriqoh yaitu Laailaahaillallah.
Syaidina Ali r.a. berkata; Nabi s.a.w. bersabda: Jibril a.s. berkata: Allah ta'ala berfirman “Lailahaillalah Hizni, fa man dakhola hizni amin minal iqob”
Bahwa Lailahaillalah adalah bentengku, bahwa siapa saja yang masuk pada bentengku, dia akan selamat dari siksa.
Lewat pertemuan ini Kiai Baidhowi juga menambahkan. Pertama, Sebagai tugas utama para ulama adalah warotsatul anbiya (pewaris para nabi). Yang kedua, dalam masalah umat islam, Monggo sareng-sareng terus mengajak umat selalu berdzikir mengingat Allah, menuju keslamatan dan sadar akan hakikat manusia, diciptakan untuk beribadah kepada Allah Jalla Jalaluhu.
*) Disarikan dari Tausyiah KH. M. Baidowi Muslich dalam Pertemuan Mursyid Khalifah, Badal, dan Muqoddam di PP Miftahul Huda, Gading, Malang