Rutinitas Pondok Gading Malang

Rutinitas Pondok Gading Malang

Ahad, 09 Sep 2018, 04:33 WIB
Rutinitas Pondok Gading Malang
Masjid Baiturrahman, PP. Miftahul Huda Gading Malang. (Foto: Dok. PPMH)

Kegiatan - Sebagaimana pondok pesantren salafiyah pada umumnya, keseharian di dalam Pondok Gading Malang banyak di isi dengan mengadakan pengajian kitab kuning. Sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) bersifat madrasah dan ma’hadiyah  berdasarkan arahan dan istruksi Dewan Pengasuh dan Madrasah Diniyah Salafiyah Matholiul Huda (MMH).

Oleh karena kebanyakan santri Pondok Gading Malang adalah Pelajar / Mahasiswa, maka kegiatan belajar mengajar di Madrasah Diniyah Salafiyah Matholiul Huda dilaksanakan pada malam hari ba’da Isya’, tepatnya pukul 19.30-21.00 WIB. Proses pembelajaran dilakukan di gedung madrasah yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu Ula, Wushto dan Ulya.

Selain menerima pendidikan di Madrasah, santri juga dibekali pendidikan ma’hadiyah (non-akademik). Kegiatan ma'hadiyah lebih komplek karena menyatu dipadukan dengan kegiatan-kegiatan sehari-hari santri. Berikut kegiatan santri sehari hari selain di bangku madrasah :

Rangkaian Subuh Berjamaah

Kegiatan ini diikuti seluruh santri dan bersifat wajib dimulai pukul 04.30 WIB. Setelah mandi atau berwudhu, seluruh santri berkumpul di Masjid Baiturrahman untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah dan dilanjutkan dengan membaca Wirid mu’tabar dan Yasin Fadhilah bersama. Setelah itu, santri diwajibkan mengikuti pengajian Subuh yang dibacakan langsung oleh Masayikh Pondok Pesantren Gading dengan metode Bandongan.

Takrar Nazham (Lalaran)

Kegiatan ini dilaksanakan setiap Ahad Pagi sebagai ganti dari Pengajian Subuh yang ditiadakan yang disusul dengan kegiatan lain sesuai kebijakan Pengurus Pondok seperti Pembacaan Sholawat Dibaiyah, Sholawat Burdah, Sholawat Simtudduror hingga Khitobiyah Santri.

Kegiatan Malam Jum'at (KMJ)

Kegiatan Malam Jumat atau biasa disebut KMJ diisi dengan berbagai kegiatan yang bersifat ma'hadiyah sesuai dengan istruksi Pengurus Pondok yang disetujui oleh para Pengasuh Pondok Gading.

Terdapat 3 sifat dalam kegiatan ini yaitu :

  • KMJ Sugro, yaitu kegiatan berskala kecil yang dilakukan di komplek masing masing.
  • KMJ Nisfu Kubro, yaitu kegiatan gabungan antara beberapa komplek, dan
  • KMJ Kubro, dilaksanakan seluruh santri terpusat di Masjid Baiturrahman.

Pengajian Kitab Kuning

Pengajian kitab kuning diasuh langsung oleh Kiai/ Pengasuh juga diadakan secara rutin dalam waktu-waktu tertentu. Pengajian kitab kuning oleh Pengasuh adalah kegiatan sunnah bagi para santri PPMH dan terbuka untuk umum yang biasanya dihadiri oleh alumni maupun jamaah thoriqoh. Materi pengajian tersebut adalah kitab-kitab dalam bidang Fikih, Akhlak, Tasawuf, Hadist, dan lainnya. Metode yang digunakan dalam pengajian kitab ini memakai metode bandongan. Bertempat di Masjid Baiturrahman. Materi pengajian kitab kuning oleh Pengasuh di antaranya adalah kitab Ihyâ’ Ulûmiddîn; Mauidzotul Mu’minin; Nihayatuzzain; Durrotun Nashihin, Tafsîr al-Jalâlain; Jawahirul Bukhari dan lainnya.

Pendidikan Baca al-Qur’an

Pendidikan Baca al-Qur’an (Ta’lîmul-Qur’ân) harus diikuti oleh seluruh santri selain Mutakhorrijin dan Asatidz. Kegiatan ini dipandu oleh seorang mu’allim (guru mengaji) yang ditunjuk Pengurus bagian Kegiatan. Waktu pelaksanaan sesuai dengan kebijakan guru pengampu tiap tingkatan kelas.

Istighosah dan Khususiyah

Selain pengajian kitab kuning, di Pondok Pesantren Gading Gading Malang masih banyak kegiatan keagamaan rutin lain seperti istighosah, khususiyah, tahlil dan lain-lain. selain itu juga ada kegiatan baiat thoriqoh qodiriyah wan naqsyabandiyah yang di adakan pada waktu tertentu.

Istighosah, dilaksanakan di masjid Baiturrahman, diikuti seluruh santri dan jamaah (santri, alumni dan warga). Waktu pelaksanaan setiap hari Selasa Ba'da maghrib yang dipimpin oleh para Masayikh Pondok Gading.

Khususiyah, waktu pelaksanaan setiap hari Jumat Ba'da Ashar yang dipimpin oleh para Masayikh Pondok Gading. Tujuan dilaksanakannya khususiyah sendiri menurut Alm. KH. Abdurrahman Yahya adalah untuk meningkatkan keistiqomahan santri dan para Jamaah yang telah berbaiat Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah.(red)

Rubrik MIFDA 
Bagikan