Mengucap Saya Mu’min Insya Allah, Tidak Semudah Berbasa Basi

Sabtu, 13 Okt 2018, 06:08 WIB
Mengucap Saya Mu’min Insya Allah, Tidak Semudah Berbasa Basi
Saya Muslim Insya Allah

Tauhid - Kalimat Insya Allah sering kali diucapkan oleh kita sebagai kalangan muslim ketika akan mengucapkan janji atau menerangkan kondisi pribadi. Semisal mengucapkan “besok saya akan datang, Insya Allah”, “hari ini saya berpuasa Insya Allah” atau “saya mu’min, Insya Allah”. Berkaitan dengan kalimat terakhir, kita harus berhati-hati dalam menata niat saat mengucapkannya, sebab hal itu bisa mempengaruhi keimanan seseorang.

Dalam satu kondisi, para ulama telah bersepakat dalam menghukumi ucapan “saya mu’min Insya Allah” dan dalam kondisi yang lain mereka berselisih pendapat. Golongan Asy’ariyah dan Maturidiyah bersepakat atas kebolehan mengucapkan kalimat itu dengan alasan “’ala ma idza qaala dzalika nadzron lil maal” yakni jika seseorang mengatakan yang demikian itu karena memandang pada akhirat. Lalu mengucapkan kalimat itu dilarang dengan alasan “’ala ma idza qaala dzauka nadzron lil hal” yakni apabila seseorang mengatakannya karena memandang pada keadaan sekarang.

Sebagian ulama ada yang menceritakan perbedaan pendapat tentang hukum mengucapkan “saya mu’min Insya Allah”. Imam Syafi’I memperbolehkan hal itu sedangkan Imam Malik dan Imam Hanfai melarangnya, kemudian sebagian pengikut Imam Malik Ikalangan maliki) berpendapat wajib mengucapkan kalimat itu.

Khilaf tersebut terjadi dalam kondisi dimana seseorang tidak menghendaki syak (ragu-ragu – saat ini) dan tabarruk (mencari barokah – di akhirat). Namun apabila seseorang jelas-jelas menghendaki syak (ragu-ragu) maka ulama sepakat bahwa hal itu dilarang dan sebaliknya ulama sepakat pula akan kebolehannya apabila seseorang menghendaki tabarruk (mencari berkah).

Dalam sebuah nadzhom disebutkan تبرّكا قكن بذا محتفلا  فالخلف حيث لم يرد شكّا ولا * , sepemahaman kami maksud dari bait nadzhom itu adalah “bahwa khilaf pendapat terjadi apabila seseorang tidak menghendaki syak maupun tabarruk, maka dari itu jadilah orang yang jelas dalam masalah ini”. Oleh karena itu ketika mengucapkan kalimat “saya mu’min Insya Allah”, mari kita tata niat yang jelas terlebih dahulu agar apa yang kita ucapkan berfaedah dan terhindar dari kekeliruan. (hy)

*) Referensi: Kitab Kifayatul ‘Awwam


Muhammad Hilmi

Penulis adalah santri PP.Miftahul Huda, Gading Kasri Malang.

Bagikan